Advertisement
Harga Jual Rendah, Durian Lokal Gunungkidul Kencono Rukmi Mulai Kalah Pamor dengan Varietas Lain

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Keberadaan durian asli Gunungkidul Kencono Rukmi mulai tersisih dengan varietas lainnya. Diduga durian lokal ini kurang diminati petani karena harga jual yang lebih murah ketimbang varietas seperti monthong, bawor hingga duri hitam.
Lurah Nglanggeran, Patuk, Widada mengatakan, daerahnya merupakan salah satu sentra penghasil durian di Kapanewon Patuk, Gunungkidul. Jenis yang ditanam bervariasi mulai dari varietas lokal semodel Kencono Rukmi hingga yang sedang ngetren saat sekarang, Duri Hitam.
Advertisement
Meski demikian, ia mengakui, untuk jenis lokal Kencono Rukmi mulai tersisih. Hal ini dikarenakan, petani memilih varietas lain yang dinilai lebih prospektif dari sisi bisnis.
“Ada beberapa pohon [Kencono Rukmi] milik petani yang berbuah, tapi tidak banyak. Memang keberadaanya sudah kalah dengan varietas lain,” kata Widada, Ahad (23/2/2025).
Ia menduga, durian jenis Kencono Rukmi kurang dilirik petani karena harga jual yang rendah. Widada menuturkan, untuk jenis lain seperti Duri Hitam per kilonya bisa dihargai Rp350.000.
Hal yang sama untuk jenis Bawor yang bisa mencapai lebih dari Rp100.000 per kilogram. Sedangkan Kencono Rukmi dijual per buah dengan harga ditentukan dengan ukuran besar atau kecil.
“Inilah yang menjadi salah satu alasan petani memilih membudidayakan durian varietas unggul, ketimbang yang lokal asli Gunungkidul,” ungkapnya.
BACA JUGA: Maret Jadi Puncak Panen Raya Padi di Gunungkidul
Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Ketua Kelompok Tani Kencono Mukti Embung Nglanggeran, Sudiyono mengatakan, durian Kencono Rukmi dengan harga Rp100.000 per buah sudah mahal dan ukurannya sudah besar. Rata-rata durian lokal ini dipasarkan di kisaran Rp50.000-75.000 per butirnya.
“Kalau budidayanya, Kencono Rukmi menyebar di perkarangan warga. Sedangkan varietas lain terpusat, contohnya di kawasan Embung Nglanggeran ada jenis Monthong dan Bawor,” katanya.
Menurut dia, harga jual menjadi faktor utama alasan petani tidak lagi mengembangkan durian lokal Gunungkidul. Di sisi lain, dari sisi perawatan tidak berbeda jauh dengan varietas durian unggul sehingga lebih memilih menanam jenis lain seperti Duri Hitam, Bawor dan lainnya.
“Tanaman durian memiliki cara perawatan yang sama, meski beda varietasnya. Mungkin inilah yang membuat petani lebih mengembangkan durian varietas unggulan karena keuntungan yang diperoleh juga lebih banyak,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Wamendagri Sebut Ada Kepala Daerah yang Belum Retreat Bakal Segera Bergabung
Advertisement

Menikmati Gua-Gua yang Tidak Boleh Dilewatkan saat Berwisata ke Turki
Advertisement
Berita Populer
- Siap-siap, Ini Prediksi Puncak Keberangkatan Penumpang Keretapi Api Mudik Lebaran 2025
- Sadranan Koroulon Kidul, Ajang Melestarikan Budaya dan Silaturahmi
- Kepala Daerah dari PDIP Masih Menunggu Lampu Hijau dari DPP untuk Ikuti Retreat di Akmil
- Jadwal KRL Solo Jogja Terbaru Hari Ini, Minggu Februari 2025, Berangkat dari Stasiun Palur hingga Tugu Jogja
- Jadwal KRL Jogja Solo Terlengkap Hari Ini, Minggu 23 Februari 2025, Naik dari Stasiun Tugu Hingga Palur
Advertisement
Advertisement