Advertisement
Disdikpora DIY Pangkas Jam Belajar Murid selama Ramadan

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY telah menetapkan kebijakan terkait jam belajar siswa selama bulan Ramadan.
Kepala Disdikpora DIY, Suhirman mengungkapkan, ada pengurangan durasi jam pelajaran guna memberikan ruang bagi siswa untuk memperbanyak ibadah.
Advertisement
"Kami mengurangi durasi jam pelajaran dari 45 menit menjadi 35 menit. Pengurangan ini dimaksudkan agar siswa memiliki lebih banyak waktu untuk mendalami nilai-nilai akhlak mulia, kepemimpinan, serta memperbanyak ibadah di rumah maupun di sekolah," ujar Suhirman, Senin (24/2/2025).
BACA JUGA: Jadwal Libur Ramadan 2025, Cek Tanggalnya di Sini
Menurut Suhirman, kebijakan ini akan mulai diterapkan sejak hari pertama masuk sekolah di bulan Ramadan. Meskipun tanggal pastinya belum ditentukan, Disdikpora DIY akan segera mengeluarkan surat edaran resmi terkait kebijakan ini.
"Kami sudah menyiapkan surat edaran dan akan segera kami sampaikan. Pada awal bulan Ramadan, siswa akan mendapatkan libur sekitar lima hingga enam hari sebelum kembali masuk sekolah. Setelah dua minggu bersekolah, siswa akan kembali mendapatkan libur untuk merayakan Idulfitri," jelas Suhirman.
Selain pengurangan jam pelajaran, Disdikpora DIY juga mendorong sekolah untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan keagamaan guna memperkuat nilai-nilai spiritual siswa.
"Kami mendorong siswa untuk memperbanyak ibadah, baik di sekolah maupun di rumah. Di sekolah, akan ada kajian-kajian keagamaan yang disesuaikan dengan agama masing-masing siswa. Sementara itu, di rumah, siswa diharapkan tetap aktif dalam kegiatan keagamaan dan sosial di lingkungan mereka," lanjutnya.
Selain itu, sekolah juga diminta untuk mengatur agar jam pulang siswa lebih awal dari biasanya. Namun, sore harinya, siswa diharapkan tetap mengikuti berbagai kegiatan tambahan yang berfokus pada peningkatan ketakwaan dan keimanan.
"Kami juga menekankan pentingnya tujuh kebiasaan anak Indonesia yang harus diterapkan, termasuk di lingkungan masyarakat. Jangan sampai siswa hanya aktif di sekolah tetapi kurang berkontribusi di lingkungan sekitarnya," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Modus Pengasuh Ponpes di Kabupaten Semarang Cabuli Santrinya
Advertisement

Menikmati Gua-Gua yang Tidak Boleh Dilewatkan saat Berwisata ke Turki
Advertisement
Berita Populer
- Warga RW 02 Rejowinangun Sambut Ramadan dengan Kirab Budaya
- Pemkab Gunungkidul Alokasikan Rp1,5 Miliar untuk Pengadaan Mobil Dinas Bupati dan Wakil Bupati
- Gandeng Hotel, Sosrowijayan Didorong Jadi Sentra Apem
- Hujan Deras dan Angin Kencang Sebabkan Pohon Tumbang hingga Pagar Roboh di DIY
- Gunungkidul Kini Punya 69 Perpustakaan Berbasis Inklusi, Ditargetkan Ada di Semua Kalurahan
Advertisement
Advertisement