Advertisement
Dua Tahun Tujuh Bulan Hidayat Menjalani Cuci Darah, Dijamin Program JKN

Advertisement
SLEMAN—Bagi seseorang yang memiliki penyakit, beban biaya pengobatan dapat menjadi stressor yang menghambat pemulihan diri. Ada istilah yang tepat untuk menggambarkan situasi tersebut, yaitu gangguan psikosomatik.
Gangguan ini merupakan sebuah kondisi di mana masalah emosional atau psikologis mempengaruhi kondisi fisik pasien. Sebab itu, BPJS Kesehatan memiliki peran besar dalam mencegah munculnya gangguan psikosomatik melalui pembebasan biaya pemeriksaan dan pengobatan.
Advertisement
Warga Kalurahan Sinduadi, Kabupaten Sleman, Nur Hidayat, 44, tampak bersemangat meski terbaring di tempat tidur. Selang-selang yang terhubung di sebuah mesin terpasang di tangannya. Dia merupakan pasien hemodialisis (HD) dan sedang menjalani cuci darah.
Hidayat dulunya guru olahraga di sebuah SMA di Kabupaten Sleman. Belakangan, dia bertugas di bagian tata usaha lantaran kondisinya.
Pada awalnya, dia divonis diabetes melitus. Penyakit diabetes ini memunculkan efek. Ketika memeriksakan diri di salah satu rumah sakit di Kabupaten Sleman, Hidayat mendapati fakta bahwa dirinya mengalami gagal ginjal, stadium 5.
Hidayat belum dapat menerima kenyataan tersebut mengingat usianya yang masih muda dan profesinya sebagai guru olahraga.
“Mental saya kena. Saya menyadari bahwa ini ujian dari Allah. Sejak menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN), saya telah terdaftar menjadi peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Dulu penyelenggaranya PT Askes (Persero), terus berubah jadi BPJS Kesehatan sekitar sepuluh tahun lalu,” kata Hidayat ditemui di Rumah Sakit Umum (RSU) Sakina Idaman, Rabu (26/2/2025).
BACA JUGA: Biar Hemat, Siswa Wajib Kembalikan Tote Bag Wadah Makan Bergizi Gratis di Gunungkidul
Hidayat bercerita pembiayaan yang seharusnya dia lakukan justru gratis lantaran keikutsertaan menjadi peserta JKN yang dikelola oleh BPJS Kesehatan.
“Satu kali cuci darah, normalnya pasien perlu membayar Rp1,6 juta. Padahal, saya perlu menjalani cuci darah sepekan dua kali. Dengan begitu, saya seharusnya mengeluarkan biaya Rp3,2 juta sepekan,” ungkap Hidayat.
Sudah dua tahun tujuh bulan Hidayat menjalani cuci darah. Paling tidak total biaya sejak pertama kali menjalani cuci darah sekitar Rp278 juta. Namun, nominal yang mencapai ratusan juta ini tidak dia bayarkan karena sudah dijamin seluruhnya oleh Program JKN, lantaran dia telah terdaftar kepesertaan di BPJS Kesehatan.
“Program JKN sangat membantu bagi kami pasien HD. Saya jadi bisa memanajemen keuangan rumah, sehingga uang yang ada dapat digunakan untuk keperluan lainnya. Iuran BPJS Kesehatan setiap bulan dipotong dari gaji saya sebagai ASN. Jadi kepesertaannya selalu aktif,” ucapnya.
Menurutnya, karena biaya yang dikeluarkan untuk menjalani cuci darah cukup mahal. Hidayat pun mengaku merasa terbantu dengan adanya Program JKN. Dia berharap kepada seluruh masyarakat untuk segera mendaftar menjadi peserta JKN karena kesehatan itu sangat penting dan sakit itu bisa datang kapan saja. Dengan terdaftar sebagai peserta JKN dan rutin membayar iuran setiap bulannya, maka semua akan menjadi tenang dalam menjalani kehidupan sehari-hari tanpa harus khawatir akan biaya kesehatan.
Sebagai pasien HD, ia berharap Program JKN tetap berjalan. Hidayat tak bisa membayangkan nasibnya jika program ini dibubarkan. Selama menjadi peserta JKN ia tidak pernah merasakan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan dibeda-bedakan, semuanya setara. Tenaga kesehatan di RSU Sakina Idaman ramah dan pelayanan yang diterima cepat. Ditambah lagi tidak ada iur biaya, ini semua yang membuat dia bersemangat menjalani kehidupan.
“Program JKN ini sangat bagus karena mengusung sistem gotong royong di dalamnya. Peserta yang sehat dapat membantu peserta yang sakit. Terima kasih kepada peserta yang sudah rutin melakukan pembayaran iuran JKN. Mudah-mudahan Program JKN bisa terus memberikan harapan bagi seluruh masyarakat. Pokoknya, setiap warga memiliki hak yang sama untuk hidup sehat,” ujarnya. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

2 Jet Tempur Korsel Salah Jatuhkan Bom, 15 Orang Dilaporkan Terluka
Advertisement
Ramadan, The Phoenix Hotel, Grand Mercure & Ibis Yogyakarta Adisucipto Siapkan Menu Spesial
Advertisement
Berita Populer
- Waktu Imsak, Subuh dan Buka Puasa di Jogja pada Kamis 6 Maret 2025, Cek di Sini
- Pemkab Kulonprogo Gelar Safari Tarawih 14 Titik Selama Ramadan untuk Perkuat Silaturahmi
- Apdesi Bantul Ragukan Efektivitas Program Koperasi Desa Merah Putih
- Rekanan Diputus Kontrak, Pembangunan Parkir Wisata di Nglanggeran Gunungkidul Jangan Sampai Mangkrak
- Tidak Berbau, Yuk! Serap Sampah Sisa Makanan Dengan Budidaya Magot
Advertisement
Advertisement