Advertisement
Konser Pulih Sleman City Hall dan Born to Inspire Hadirkan Idgitaf

Advertisement
SLEMAN—Sleman City Hall (SCH) dan Born To Inspire (BTI) menggelar Konser Pulih dengan tajuk Pulih, Move On, Move Up! di Malika Ballroom SCH, Kalurahan Tridadi, Sleman, Sabtu (31/5/2025) lalu. Konser Pulih yang menampilkan penyanyi Idgitaf tersebut diikuti sekitar 725 peserta dari berbagai wilayah di Indonesia.
Event Promotion Manager SCH, Christine Amalia, mengatakan Konser Pulih tersebut bisa juga disebut dengan Workshop Kesehatan Mental Dengan Experience Berbeda. Pasalnya, acara tersebut tidak sepenuhnya konser. Ada penyampaian materi dan praktik pernapasan oleh keynote speaker, Th. Etviokta Wiantina.
Advertisement
Kata Amalia, Konser Pulih yang digelar pertama kali tersebut tercetus melalui pengalaman dan situasi yang sedang terjadi di tengah masyarakat ihwal kesehatan mental. Dia memberi contoh ketika Pandemi Covid-19. Anak-anak berusia sekolah yang mungkin saat ini menginjak usia dewasa memiliki pengalaman berbeda dengan generasi sebelumnya.
Pembatasan dan keterbatasan akses memunculkan kendala bagi mereka untuk berinteraksi di tengah masyarakat dengan persoalannya. Dampak interaksi tersebut berpotensi memunculkan gangguan mental. Dari sini, SCH bertemu BTI dan sepakat menggelar Konser Pulih.
“Kami kemas acara ini dengan ada konser dari Idgitaf agar orang tidak malu dan mau datang. Pandangan masyarakat umum kan masih ada yang berpikir kalau datang ke Psikolog itu orang gila atau memalukan. Padahal tidak,” kata Amalia ditemui di Malika Ballroom, Sabtu.
Semangat SCH adalah Mall of Community and Event. Semangat tersebut lah yang juga medorong SCH untuk memberikan kontribusi lebih ke masyarakat. Bahkan Konser Pulih ini juga turut mengundang Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman dan Dinas Pariwisata (Dispar) DIY.
Dinkes menyampaikan layanan yang ada di setiap Puskesmas di Sleman yang dapat diakses masyarakat untuk berkonsultasi mengenai kesehatan mental, termasuk berbagai inovasi yang telah dibuat. Adapun kaitan dengan pariwisata adalah DIY sedang menggaungkan Wellness Tourism.
BACA JUGA: Belasan Peninggalan di Gunungkidul Jadi Cagar Budaya, Ini Daftarnya
“Harapan kami acara semacam ini [workshop kesehatan mental dengan experience berbeda] dapat menjadi tujuan wisata. Pemerintah DIY juga menyambut baik acara semacam ini, mereka juga perlu komunitas besar untuk menggaungkan kesehatan mental,” katanya.
Salah satu Founder BTI, Melisa Darmawan, mengatakan latar belakang gelaran Konser Pulih tersebut juga didasari oleh kasus kesehatan mental di DIY yang cukup tinggi. Bahkan, kasus skizofrenia di DIY menjadi yang tertinggi se-Indonesia.
“Kami hadir ingin memberi akses atau tools untuk masyarakat, termasuk generasi millenial dan z,” kata Melisa.
Melisa menjelaskan pemahaman terhadap kesehatan mental penting. Pemahaman ini akan membantu sesorang dalam mengelola perasaan atau emosi. Apabila hal ini terkelola dengan baik, maka seseorang tidak akan jatuh dalam kondisi gangguan mental.
Kata dia, orang yang belum memiliki pemahaman terhadap kesehatan mental cenderung menghindari, menekan, dan mengabaikan. Padahal stressor atau trigger ada di mana-mana. Kecenderungan tersebut tidak akan membuat penyelesaian yang baik terhadap kesehatan mental.
“Kami ingin membuat DIY sebagai kota healing sesungguhnya. Tidak hanya healing untuk jalan-jalan, tapi sebagai tempat pemulihan kesehatan mental,” katanya.
Penelaah Teknis Kebijakan Dinkes Sleman, Jefri Reza Pahlevi, mengatakan persoalan kesehatan jiwa memiliki implikasi luas, salah satunya stunting/ tengkes. Kata dia, perhatian orang tua akan memengaruhi kondisi bayi atau anak balitanya.
“Stunting tidak hanya dipengaruhi oleh gizi, tapi juga perhatian dari orang tuanya,” kata Pahlevi.
Pada 2025, kata Pahlevi layanan konsultasi psikologis di Sleman telah mencakup seluruh puskesmas. Biaya layanan tersebut terjangkau Rp15.000 - Rp25.000. Layanan diberikan untuk seluruh siklus kehidupan, mulai calon pengantin, ibu hamil, balita, remaja, hingga dewasa. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Wisata Budaya hingga Kekinian di Daerah Istimewa Yogyakarta, Ini Daftarnya
Advertisement
Berita Populer
- Hore, Retribusi Sampah Warga Kota Jogja Bakal Dihapus Mulai 2027
- Dinsos Bantul Rumuskan Alokasi Bansos 2026, Fokus pada Ketepatan Sasaran
- Dokter Gadungan di Bantul, Kerugian Korban Diklaim Tak Sampai Rp500 Juta
- WJNC Ditunda, Pemkot Pastikan Jogja Tetap Semarak di Oktober
- Pria Ditemukan Meninggal Duduk di Kursi di Perumahan Sewon
Advertisement
Advertisement