Advertisement

Nama Kampung Klitren di Jogja Ternyata Diambil dari Buruh Kereta Api, Sejarahnya Akan Diungkap Lewat Sendratari

Sunartono
Kamis, 05 Juni 2025 - 12:47 WIB
Sunartono
Nama Kampung Klitren di Jogja Ternyata Diambil dari Buruh Kereta Api, Sejarahnya Akan Diungkap Lewat Sendratari Sejumlah tokoh di Kelurahan Klitren Kota Jogja. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Nama-nama perkampungan di Kota Jogja memang menarik untuk disimak sejarahnya. Salah satunya Klitren yang secara administratif berada di Kemantren (Kecamatan) Gondokusuman, Kota Jogja. Konon, nama kampung ini ternyata berasal dari fakta bahwa dahulunya dihuni oleh para buruh yang bekerja di kereta api.

Memang secara geografis, hipotesis bahwa Klitren dahulu merupakan tempat tinggal para buruh kereta api adalah wajar. karena jaraknya sangat dekat dengan Bengkel PT KAI Balai Yasa serta Stasiun Lempuyangan Jogja. Menariknya, para tokoh masyarakat lintas iman hingga budayawan berusaha untuk mengungkap kembali sejarah ini lewat sebuah pementasan sendratari dalam rangkaian Kirab Gunungan Undhuh-unduh 2025 yang digelar pada Minggu (8/6/2025).

Advertisement

BACA JUGA: Dispar Jogja Targetkan Kunjungan Wisatawan Capai 5,5 Juta Sepanjang 2025

"Sejarahnya memang demikian, nama Klitren itu berasal dari kata Kuli atau buruh, kemudian Train atau kereta api yang kemudian karena lidah orang Jawa digabung menjadi Klitren," kata Budayawan Jogja Suwarto, Rabu (4/6/2025).

Berdasarkan sejarah, pada periode kolonial Belanda di sekitar stasiun kereta api Lempuyangan banyak orang mencari nafkah sebagai pengangkut barang. Mereka membawa barang yang akan dinaikkan maupun diturunkan dari gerbong kereta api.

Para pekerja itu dinamakan kuli train (buruh sepur). Orang Jawa sulit mengucapkan kata kulitrain, maka melafalkan klitren. Dari lafal tersebut, kawasan yang ditinggali barisan kuli kereta api di seputar stasiun Lempuyangan itu dinamai Kampung Klitren.

Suwarto menambahkan dalam Kirab Gunungan Undhuh-unduh 2025, pihaknya berusaha menyuguhkan kembali sejarah tersebut sebagai salah satu pengingat khususnya generasi muda. Bentuknya berupa sendratari yang rangkaiannya akan dipentaskan di Depan GKJ Gondokusuman atau di Jalan Wahidin Sudirohusodo.

"Sendratari ini akan menceritakan tentang terjadinya atau sejarah kampung Klitren. Ini sekaligus nanti bisa menjadi tetenger. Kebetulan Kampung Klitren ini memiliki rel yang disebut dengan Kiai Klitren," katanya.

Ketua Panitia Kirab Gunungan Undhuh-unduh 2025 Joko Pamungkas menambahkan kegiatan ini merupakan kolaborasi antara GKJ Gondokusuman, RKB Kelurahan Klitren dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Jogja. Rencana kirab akan diikuti enam andong kehormatan, 20 gunungan, drum band, barongsai dengan diikuti ratusan warga.

Kirab akan dimulai pukul 09.00 WIB dari Kantor Kelurahan Klitren melintasi Jalan Solo dan Jalan Wahidin Sudirohusodo dan berakhir di Embung Langensari. "Di depan GKJ Gondomanan ini akan ada prosesi sendratari, sambutan Wali Kota Jogja dan pemberkatan gunungan oleh enam tokoh agama," katanya.

Ia menilai kegiatan itu merupakan simbol kuat dalam keberagaman serta menjadi pengingat bahwa doa, syukur dan toleransi bisa berjalan beriringan di ruang publik. "Untuk rayahan Gunungan di Embung Langensari," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Anggota DPR RI Asal Papua Desak Pemerintah Tertibkan Tambang di Raja Ampat: Kalau Ada Suap, Bawa ke Jalur Hukum

News
| Minggu, 08 Juni 2025, 20:37 WIB

Advertisement

alt

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI

Wisata
| Jum'at, 06 Juni 2025, 16:02 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement