Advertisement
Surat Kekancingan untuk Tol Jogja-Solo Diserahkan Pekan Lalu, Ini Harapan Sri Sultan HB X

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X berharap keberadaan Tol Jogja-Solo dapat membantu pertumbuhan ekonomi di wilayah DIY.
Penyesuaian infrastruktur jalan di dekat akses keluar masuk tol didorong agar dapat terwujud sehingga Kabupaten/Kota di DIY mendapat dampak positif pembangunan Tol Jogja-Solo.
Advertisement
"Harapan saya itu, tol ya itu bisa memberikan pertumbuhan ekonomi pada daerah," tegas Sultan di Sinduadi, Sleman, Senin (21/7/2025).
Keberadaan akses yang memadahi di area pintu keluar masuk tol diharapkan Sultan dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi di wilayah di DIY. Sekalipun itu hanya sekadar masuk ke DIY untuk makan, tetapi setidaknya akses tersebut ada.
Sultan mencontohkan bagaimana usaha mendorong pembangunan jalan baru dari Bokoharjo ke arah Wonosari, Gunungkidul. Meski pun jalan itu saat ini belum selesai pengerjaannya, Sultan mengatakan jalan itu diharapkan bisa rampung tahun ini.
Bila jalan itu rampung digarap, jalan itu disebut bisa menopang aksesibilitas 10 destinasi pariwisata di DIY.
Letaknya yang tak jauh dari rencana gerbang Tol Jogja-Solo diharapkan dapat menampung pengendara yang ingin pergi melancong ke 10 destinasi pariwisata tadi.
"Di situ ada 10 kawasan destinasi pariwisata dari Prambanan ada Kalasan, ada Candi Ijo, ada Nglanggeran, dan sebagainya ada 10. Memang ada jalan, tapi jalan kabupaten. Dilewati bus turis yang gede-gede itu, tidak bisa. Di samping menggoknya [arah berbelok] naik turun, tapi juga jalannya sempit," ungkapnya.
Karenanya, penting adanya perhatian khusus untuk membangun akses penyangga agar dampak pertumbuhan ekonomi bisa dirasakan Kabupaten/Kota di DIY.
"Itu yang kami desakan untuk ke pemerintah pusat untuk membangun jalan-jalan yang bisa exit maupun masuk. Biar Kabupaten/Kota itu bisa menikmati pertumbuhan ekonomi," ungkapnya
BACA JUGA: Di Kota Jogja, Modal Koperasi Kelurahan Merah Putih Purwokinanti Berasal dari Anggota
Serat Kekancingan
Di sisi lain, Sultan mengonfirmasi adanya penyerahan Serat Kekancingan (izin) pekan lalu. Penyerahan itu disebutnya sebagai tahap pertama. "Ya, tahap pertama," tuturnya.
Adapun palilah (izin pemanfaatan) dikeluarkan untuk Sultan Ground atau tanah kas desa yang terdampak pembangunan tol. "Otomatis yang Sultan Ground yang desa kan sudah masuk. Itu yang bisa kami selesaikan untuk dapat palilah," jelasnya.
Sultan menegaskan pada hakikatnya Sultan Ground tidak dijual tetapi bisa dimanfaatkan untuk tujuan tertentu. "Karena kan hakikatnya itu tidak dijual. Tapi bisa digunakan," katanya.
Sebelumnya di laman binamarga.pu.go.id diberitakan jika Ditjen Bina Marga menerima Serat Kekancingan dari Kasultanan Ngayogyakarta, Selasa (15/07/25) di Kraton Kilen.
Di laman tersebut disebutkan jika Direktur Jenderal Bina Marga, Roy Rizali Anwar menerima Serat Kekancingan langsung dari Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai bentuk kerja sama antara Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga, Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Badan Usaha Jalan Tol untuk pembangunan Jalan Tol Jogja-Bawen dan Jalan Tol Solo-Jogja-Kulonprogo.
Roy mengatakan penyerahan Serat Kekancingan merupakan simbol kehormatan, amanah budaya, dan bentuk kolaborasi luhur antara negara dan Kasultanan sebagai insitusi adat.
"Jalan tol Jogja-Bawen dan Solo-Jogja-Kulonprogo adalah bagian penting dari Proyek Strategis Nasional, untuk mempercepat konektivitas antardaerah, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, serta memperkuat integrasi wilayah Jogjakarta dengan Jawa Tengah dan sekitarnya," tutur Roy.
Sebagaimana telah tertuang dalam perjanjian kerja sama antara Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Ditjen Bina Marga, dan Badan Usaha Jalan Tol, Roy menjelaskan pembangunan jalan tol ini memanfaatkan lebih dari 320.000 meter persegi lahan Sultan Ground yang saat ini telah dilaksanakan untuk pekerjaan konstruksi jalan tol tersebut.
Dalam perjanjian kerja sama, dari objek tanah Kasultanan Ngayogyakarta seluas 320.000 meter persegi, sebanyak 75.440 meter persegi digunakan untuk pembangunan Tol Jogja-Bawen. Jumlah itu terdiri dari 90 bidang tanah desa dan delapan bidang tanah Sultan Ground.
Sementara untuk pembangunan jalan Tol Solo-Jogja-Kulonprogro objek tanah yang digunakan seluas 245.302 meter persegi. Jumlah itu terdiri 177 bidang tanah desa dan 17 bidang tanah Sultan Ground.
"Kami menyadari bahwa proses ini melibatkan aspek teknis, hukum, sosial, dan kultural yang sangat kompleks. Atas nama Kementerian Pekerjaan Umum dan secara khusus Direktorat Jenderal Bina Marga, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ngarsa Dalem, Sri Sultan Hamengku Buwono X beserta seluruh Penghageng Kraton atas restu, dukungan dan kelapangan hati dalam menyediakan tanah Kasultanan demi kemaslahatan rakyat," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

KNKT Temukan Data untuk Mengungkap Penyebab Kecelakaan KMP Tunu Pratama Jaya
Advertisement

Sendratari Ramayana Prambanan Padhang Bulan Hadirkan Nuansa Magis Bulan Purnama dan Budaya Jawa nan Sakral
Advertisement
Berita Populer
- Dishub Temukan Banyak Wisatawan Parkir Kendaraan Secara Liar di Kawasan Malioboro Jogja
- Jadwal Ka Bandara YIA dari Stasiun Tugu, Senin 21 JUli 2025
- Jadwal KRL Jogja Solo Pekan Ini 21-27 Juli 2025, Bersangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan, dan Maguwo
- Jadwal Layanan SIM Keliling Ditlantas Polda DIY Hari ini (21/7/2025)
- Jadwal KA Prameks Jogja Kutoarjo Hari Ini, Senin (21/7/2025)
Advertisement
Advertisement