Advertisement

DIY Terdampak Larangan Study Tour, Ini Saran Industri Pariwisata

Lugas Subarkah
Rabu, 06 Agustus 2025 - 17:17 WIB
Sunartono
DIY Terdampak Larangan Study Tour, Ini Saran Industri Pariwisata Wisata Pantai Parangtritis, Bantul / Antara

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—DIY terkena dampak kebijakan Jawa Barat terkait pelarangan siswa sekolah untuk study tour. Hal ini perlu disikapi secara bijak dengan melakukan langkah mitigasi, yakni dengan diversifikasi pasar dan memperkuat nilai edukasi dalam paket study tour.

Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia, Bobby Ardyanto Setya Aji, menjelaskan DIY masih sangat ketergantungan dengan beberapa jenis pasar pariwisata. Dari jumlah wisatawan domestik, 40% diantaranya berasal dari kegiatan study tour.

Advertisement

“Artinya ketergantungan pariwisata DIY di salah satu market terlalu besar akan menjadikan risiko seperti ini. Ini sama juga di market mice [Meetings, Incentives, Conventions, and Exhibitions], 60 persennya dari government,” katanya, rabu (6/8/2025).

BACA JUGA: Hakim PN Solo Cek Mobil Esemka di Sidang Wanprestasi Jokowi

Ketika Jawa Barat menerbitkan kebijakan larangan study tour, maka DIY akan terimbas sigifikan. Hal yang sama juga terjadi ketika pemerintah pusat menerbitkan kebijakan efisiensi anggaran pada awal tahun lalu, yang berdampak tiarapnya mice perhotelan.

Menurutnya DIY memiliki segala potensi pariwisata yang seharusnya bisa dikembangkan untuk menguatkan dan mengincar segmen pasar lain yang selama ini tidak dikerjakan dengan baik. Dengan demikian seharusnya kita bisa membangun pariwisata DIY jauh lebih resilience terhadap dinamika global. "Bukan menjadi seperti sekarang yang rentan terhadap regulasi dan dinamika daerah lain,” ujarnya.

Saat ini menjadi momentum bagi stakeholder pariwisata DIY untuk menguatkan dan mendiversifikasi pasar kita yang selama ini belum termaksimalkan menjadi kekuatan pasar baru baik di pasar domestik maupun pasar internasional.

“Sehingga kita tidak menjadi kecil karena dinamika daerah lain, tapi survive dan adaptif terhadap dinamika pariwisata nasional internasional. Kalau saya melihat ini lebih baik kita menguatkan produk dan servis kita dan memaksimalkan market share kita,” paparnya.

BACA JUGA: Tersangka Minyak Mentah Riza Chalid Berada di Malaysia

Selain itu, momentum ini juga bisa dijadikan refleksi pada paket wisata study tour agar bisa menawarkan nilai edukasi yang lebih kuat, tidak sekadar piknik biasa. Dengan study tour yang benar-benar edukatif maka semestinya bisa masuk dalam anggaran sekolah yang tidak perlu memungut biaya tambahan dari orang tua siswa.

“Memperbaiki produk studi tour kita untuk memiliki poin edukatif yang sesuai dengan tupoksinya [tugas pokok fungsi] studi tour. Esensinya bukan piknik, tapi ada sisi edukasi yang jadi value study tour. Kalau itu bis akita lakukan seharusnya kitab isa menjawab apa yang menjadi hal yang dipermasalhakn KDM [Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi],” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Ada 14 Ribu Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak hingga Awal Juli 2025

Ada 14 Ribu Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak hingga Awal Juli 2025

News
| Rabu, 06 Agustus 2025, 19:37 WIB

Advertisement

Wisata Sejarah dan Budaya di Jogja, Kunjungi Jantung Tradisi Jawa

Wisata Sejarah dan Budaya di Jogja, Kunjungi Jantung Tradisi Jawa

Wisata
| Sabtu, 02 Agustus 2025, 18:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement