Merespons informasi yang beredar tersebut, Pertamina bersama Disperindag Sleman, Polda DIY dan Polresta Sleman melakukan pengecekan atau pembuktian di SPBU Gito Gati.
Area Manager Communication, Relations dan CSR Pertamina Patra Niaga Jateng dan DIY, Taufiq Kurniawan menjelaskan bila Pertamina melakukan dua jenis pengujian kali ini. Pertama, uji visual dilakukan menuangkan Pertamax ke gelas ukur. Bila bahan bakar Pertamax tercampur dengan solar maka perbedaan akan terlihat pada gelas ukur. Namun dalam pengujian ini tidak terlihat adanya campuran pada bahan bakar Pertamax yang diuji.
"Tidak ada campuran apapun di Pertamax yang dikeluarkan dari nozzle. Ketika dia seperti yang dikeluhkan tercampur solar, maka di gelas ukur itu akan menunjukkan komposisi warna yang terbeda, karena solar ini memiliki berat jenis yang berbeda dengan Pertamax atau gasolin," ungkap Taufiq pada Jumat (3/10/2025).
Jika memang kedua bahan bakar di atas tercampur, perbedaan antara berat jenis solar dengan Pertamax akan membuat kedua bahan bakar akan terpisah dengan sendirinya. Akan tetapi dari pengujian visual tidak didapati adanya campuran pada bahan bakar Pertamax yang ada di SPBU tersebut.
Selanjutnya, bahan bakar Pertamax juga menjalani uji density atau berat jenis. Uji ini mengukur kepadatan atau berat jenis dari volume cair bahan bakar. Untuk Pertamax atau gasolin memiliki berat jenis yang berbeda dengan berat jenis solar.
"Nah, tadi dua-duanya sama-sama nih di Dex dan juga di Pertamax sama-sama sesuai spesifikasinya. Pertamax juga sesuai 0,71 sekian tadi hasilnya," jelasnya.
Berdasarkan dua uji yang dilakukan, Taufiq menyimpulkan bahwa tidak ada kontaminasi solar pada bahan bakar yang diuji.
"Jadi kami simpulkan dari hasil pengujian ini, dua pengujian tersebut, bahwa tidak ada sama sekali kontaminasi solar sesuai dengan aduan pada media sosial," tegasnya.
Taufiq menambahkan sampai saat ini belum ada aduan lain yang masuk ke SPBU Gito Gati selain aduan lewat media sosial tersebut.
"Sampai saat ini tidak ada konsumen lain yang mengeluhkan. Kalau itu memang ada kontaminasi, pasti konsumen-konsumen lain juga akan mengeluhkan hal yang sama. Artinya tidak hanya satu aduan atau dua aduan saja di sosial media," imbuhnya.
Kini, meski tidak ditemukan adanya kontaminasi solar berdasarkan uji visual dan uji berat jenis, Taufiq mengatakan jika untuk sementara SPBU akan ditutup. Penutupan ini dalam rangka pengecekan secara menyeluruh.
"Sementara ini SPBU tetap akan kami tutup sementara, karena akan dilakukan pengecekan secara menyeluruh terhadap SPBU ini. Sementara untuk suplai, masyarakat bisa menuju ke SPBU terdekat," ujarnya.
Apabila nanti selama 2x24 jam tidak ditemukan aduan lain, maka SPBU akan kembali dibuka.
"Jadi SPBU ini akan kami tutup walaupun aduan tidak terbukti, tapi SPBU tetap akan kita lakukan pengecekan secara menyeluruh. Kemudian nanti jika sudah, dalam mungkin waktu kurun 2x24 jam tidak ada aduan lain dari masyarakat ke SPBU ini, maka akan kami operasionalkan seperti sedia kala," tegasnya.