Advertisement
DIY Siap Hadapi Lonjakan 9,5 Juta Pergerakan Nataru
Lalu lintas di Simpang Jembatan Kewek. - Harian Jogja - Gigih M Hanafi
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemda DIY memastikan kesiapan menghadapi lonjakan mobilitas 9,5 juta orang saat Nataru, termasuk kecukupan stok bahan pokok yang tercatat surplus.
Sekda DIY menyatakan persiapan dilakukan sejak awal November melalui rapat TPID dan koordinasi dengan berbagai instansi. Pemda memastikan keamanan transportasi melalui posko terpadu dan pendataan pergerakan wisatawan yang diprediksi meningkat signifikan.
Advertisement
Sejumlah komoditas tercatat jauh di atas kebutuhan bulanan, termasuk beras yang mencapai lebih dari dua kali lipat dari kebutuhan. Meski demikian, tantangan terkait distribusi dan potensi gejolak harga masih diwaspadai, terutama untuk komoditas sensitif seperti daging sapi dan hortikultura.
Sekda DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti mengaku sudah menggelar rapat koordinasi dengan pihak-pihak terkait dan pemerintah pusat untuk kesiapan nataru. Sebenarnya ini kan sesuatu yang sudah biasa karena setipa tahun pasti seperti itu. Jadi otomatis dari sisi kesiapan sudah sangat siap untuk menerima atau menyambut nataru,” ujarnya, senin (1/12/2025).
BACA JUGA
Pada nataru mendatang diproyeksikan akan ada pergerakan sebanyak 9,5 juta orang di DIY. Maka dari sisi transportasi juga akan disiapkan. “Dari sisi Polda DIY, transportasi disiapkan posko. Lalu dari sisi ketersediaan bahan pokok kami semua sudah siap. Pada prinsipnya kita siap dan aman. Tinggal bagaimana implementasi di lapangan,” ungkapnya.
Pada komoditas beras, dari kebutuhan sebanyak 32.411,11 ton, ketersediaannya saat ini sebanyak 73.720,48 ton atau surplus 41.309,37 ton. Lalu pada minyak goreng, dari kebutuhan sebanyak 3.470.17 ton, saat ini tersedia 6.099,28 ton atau surplus 2.629,11 ton.
Kemudian pada telur ayam, dari kebutuhan 9.541,75 ton, saat ini tersedia sebanyak 14.057.16 ton atau surplus 4.515,42 ton. Pada daging ayam, dari kebutuhan 7.344,54 ton, saat ini tersedia sebanyak 10.711,37 ton atau surplus 3.366,83 ton.
“Kami sudah memprediksi, kita punya stok di Bulog, Gapoktan [gabungan kelompok tani] dan sebagainya. kami sudah rapat TPID [Tim Pengendali Inflasi Daerah] itu di 11 November lalu. Kami mengiddentifikasi bahan pokok penting. Pada Prinsipnya sangat surplus,” katanya.
Meski demikian, sejumlah tantangan masih ada yang mempengaruhi ketersediaan bahan pokok, diantaranya ketergantungan pada komoditas tertentu dengan surplus rendah seperti daging sapi. Hal ini bisa mengakibatkan kerentanan jika terjadi gejolak pasokan.
Kemudian ketidakmerataan distribusi stok dapat memicu lonjakan harga musiman terutama pada komoditas hortikultura yang sensitif terhadap cuaca dan rantai distribusi. “Validitas dan ketepatan waktu data juga masih memerlukan penguatan, terutama yang bersumber dari pelaku usaha dan pergerakan barang,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




