Advertisement

Bersih Desa Tri Dusun Karangtengah Kembali Digelar, Tahun Ini Ada Inovasi

I Ketut Sawitra Mustika
Rabu, 18 April 2018 - 22:17 WIB
Kusnul Isti Qomah
Bersih Desa Tri Dusun Karangtengah Kembali Digelar, Tahun Ini Ada Inovasi Ilustrasi Pemda DIY. - Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA-Acara Bersih Desa Tri Dusun Karangtengah I, II dan III, Gunungkidul kembali digelar pada 2 April 2018. Untuk tahun ini ada beberapa inovasi, salah satunya para peserta wajib mengenakan pakaian adat Jawa.

Koordinator Divisi Acara Pantia Bersih Desa Tri Dusun Karangtengah Rini Widiastuti mengatakan, acara bersih desa sudah dilakukan secara turun temurun oleh penduduk Desa Karangtengah. Tujuannya adalah penyampaian rasa syukur setelah panen tiba, sekaligus doa agar masa tanam berikutnya memberikan berkah.

Advertisement

“Bentuk rasa syukur masyarakat ditunjukkan kenduri. Warga berkumpul bersama di balai desa sembari membawa nasi dan lauk. Itu digabung dan dibagikan kembali. Itu simbol kebersamaan. Selain itu dibuat gunungan dari jagung, kacang panjang dan itu diperebutkan,” ucapnya melalui sambungan telepon, Rabu (18/4/2018).

Untuk tahun ini, ada beberapa hal yang berbeda dalam penyelanggaraan Bersih Desa Tri Dusun Karangtengah. Di antaranya adalah para peserta kenduri, semuanya mengenakan pakaian Jawa. Juga ada atraksi kesenian dari masing-masing dusun.

Dusun Karangtengah I membawakan Jatilan Waton Ono, sedangkan Dusun Karangtengah II menampilkan Gembyong Pareanom. Adapun Dusun Karangtengah III mempertunjukkan kesenian Rewo-Rewo.

“Terus setelah itu ada pentas seni anak-anak. Kemudian besoknya ada wayangan,” kata Rini.

Kepala Seksi Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) Dinas Pariwisata DIY Wardoyo mengatakan, acara bersih desa di Dusun Karangtengah I, II dan III merupakan sebuah ritual adat dan tradisi, yang jika diolah dengan baik akan menjadi daya tarik wisata tersendiri.

Ia menyebutkan, seni, budaya dan ritual tidak terlepas dari kepariwisataan. Oleh sebab itu, adat dan tradisi di desa wisata perlu dikemas sedemikian rupa agar jadi atraksi wisata tersendiri.

“Kami terus mendorong pengembangan potensi desa wisata. Kalau bersih desa rutin dilaksanakan dan mampu menarik wisatawan. Bukan tidak mungkin akan jadi wisata budaya. Tinggal seberapa peran serta dan kesadaran masayarakat dalam melestarikan tradisi saja,” jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pembangunan Rusun ASN di IKN Capai 40 Persen

News
| Sabtu, 27 April 2024, 05:37 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement