Advertisement

Bantul Angkat Potensi Bambu Lewat Fashion Bamboo Carnival

David Kurniawan
Senin, 23 April 2018 - 16:10 WIB
Laila Rochmatin
Bantul Angkat Potensi Bambu Lewat  Fashion Bamboo Carnival Acara Fashion Bamboo Carnival yang merupakan bagian dari Festisaka 2018 di Wanawisata Budaya Mataram Mangunan, Kecamatan Dlingo, Sabtu (21/4/2018). Acara ini berusaha menyatukan potensi wisata dan kearifan lokal. - Harian Jogja/David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL--Fashion Bamboo Carnival ikut menyemarakkan Festival Kesenian Alam Terbuka (Festisaka) 2018 yang digelar di Wanawisata Budaya Mataram Mangunan di Kecamatan Dlingo, Sabtu (21/4/2018).

Festival ini diharapkan bisa mengangkat kerajinan bambu di Desa Muntuk dan bisa berkolaborasi dengan objek wisata sehingga upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat terwujud. Fashion Bamboo Carnival dimulai sekitar pukul 15.30 WIB.

Ratusan perempuan membawa kentungan mengiringi lima model yang didandani mengenakan pakaian beraksesori pohon bambu. Rombongan ini berjalan dari sentra Pasar Kerajinan Bambu Muntuk menuju kawasan wisata Lintang Sewu.

Pengelola wisata Lintang Sewu, Purwo Harsono mengatakan pihaknya antusias dengan penyelenggaraan Festisaka 2018. Pasalnya, kegiatan ini selain mengenalkan objek wisata di kawasan Mangunan, juga sebagai upaya menggali potensi kerajinan yang ada.

“Kebetulan di daerah sini yang terkenal adalah kerajinan bambu sehingga dilaksanakan Fashion Bamboo Carnival,” katanya, Sabtu kemarin.

Menurut dia, pasca-penyelenggaraan acara fashion show, pengelola sudah membuat sebuah showroom untuk mewadahi hasil kerajinan bambu yang dibuat warga.

“Sudah kami siapkan. Jadi nanti bisa dijadikan salah satu tempat untuk membeli cinderamata pengunjung yang datang ke kawasan Mangunan,” ucapnya.

Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, Dinas Pariwisata DIY Aria Nugrahadi mengatakan Festisaka 2018 tidak hanya menampilkan berbagai pertunjukan seni keroncong. Namun juga ada kegiatan lain seperti talk show hingga Fashion Bamboo Carnival.

“Saya mengapresiasi pelaksanaan fashion show bambu karena menunjukkan kreativitas yang menggunakan potensi yang dimiliki. Selain itu, dalam acara juga diselenggarakan pertunjukan musik kentungan yang dimainkan ibu-ibu,” katanya Aria.

Menurut dia, potensi pengembangan wisata tidak hanya berbasis pada keindahan alam. Namun keberadaannya dapat dikolaborasikan dengan kearifan lokal yang dimiliki warga setempat.
 
“Jadi pengembangan tidak melulu hanya keindahan alam. Contohnya di sini [Lintang Sewu], pengelola bisa menyelanggarakan Fashion Bamboo Carnival. Mudah-mudahan dengan inovasi ini semua dapat berkembang mulai dari wisata hingga potensi daerah yang dimiliki,” tuturnya.

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus

News
| Jum'at, 26 April 2024, 10:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement