Advertisement

KONFLIK DOSEN ISI : Dosen Citra Menggugat Fakultas Seni Pertunjukan Tempatnya Bekerja

Uli Febriarni
Kamis, 14 April 2016 - 11:20 WIB
Nina Atmasari
KONFLIK DOSEN ISI : Dosen Citra Menggugat Fakultas Seni Pertunjukan Tempatnya Bekerja JIBI/HARIAN JOGJA/DESI SURYANTOISI MENOLAK ISBI -- Sejumlah mahasiswa Jurusan Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta membentangkan spanduk penolakan ISBI saat menggelar aksi damai terhadap rencana Pemerintah yang hendak mengubah Institut Seni Indonesia dan sekolah tinggi serupa lain menjadi Institut Seni dan Budaya Indonesia di kampus mereka di jalan Parangtritis, Sewon, Bantul, Kamis (9 - 2). Perubahan itu dinilai tidak perlu karena akan bertabrakan dengan jurusan ilmu budaya yang ada di univer

Advertisement

Konflik Dosen ISI muncul ke publik saat Dosen Citra menggugat Dekan Fakultas Seni Pertunjukan

Harianjogja.com, JOGJA- Dosen Jurusan Etnomusikologi Fakultas Seni Pertunjukkan (FSP) Institut Seni Indonesia (ISI) Jogja Citra Aryandari menggugat kampus tempatnya bekerja.

Advertisement

Hal ini dilakukan karena ia menilai ada alasan yang tidak rasional dari pihak kampus, atas proses belajar mengajar yang ia lakukan di kampus.

"Ke pengadilan saja, daripada berkepanjangan. Menurut saya, ada kebebasan akademik yang harus diperjuangkan, kalau tidak diperjuangkan, saya kasihan dengan mahasiswa," ungkapnya Rabu (13/4/2016).

Sedianya pada Rabu (20/4/2016) mendatang ia akan ke PTUN Jogja untuk memenuhi undangan pemeriksaan.

Citra Aryandari merupakan Dosen Jurusan Etnomusikologi FSP ISI Jogja yang menyatakan akan menggugat dekan FSP ISI ke PTUN. Perempuan yang mengajar di kampus tersebut sejak 2006 tersebut menuturkan, hak yang ia miliki sebagai dosen, pengajar dan mendampingi mahasiswa bimbingan tugas akhir serta sebagai dosen wali, telah dicabut oleh kampus bagi dirinya sejak 23 Januari 2016.

Hal tersebut terjadi pada dirinya karena ia dinilai sudah mengajarkan materi yang tidak sesuai dengan visi dan misi FSP ISI Jogja. Citra mengungkapkan dirinya mendapat perlakuan ini karena mengajarkan materi yang cenderung ke aliran postmodern, bukan tradisi.

Padahal ia mengajar Etnomusikologi. Menurut Citra, apa yang ia ajarkan adalah demi mengikuti standar internasional dan menambah pengetahuan bagi siswa. Selanjutnya dia mengungkapkan, persoalan keilmuan seharusnya dapat dibahas dalam diskusi, forum atau debat yang bersifat terbuka. Bukan malah dengan menghilangkan kesempatan ia mengajar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dugaan Korupsi Bansos Presiden untuk Covid-19 Tahun 2020, KPK Usut Harga Barang yang Dipasok

News
| Selasa, 22 Juli 2025, 12:47 WIB

Advertisement

alt

Sendratari Ramayana Prambanan Padhang Bulan Hadirkan Nuansa Magis Bulan Purnama dan Budaya Jawa nan Sakral

Wisata
| Senin, 21 Juli 2025, 17:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement