Advertisement
Program Cek Kesehatan Gratis di Bantul Sepi Peminat, Warga Takut Terdeteksi Penyakitnya

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul melaporkan minat warga untuk memanfaatkan layanan cek kesehatan gratis (CKG) di wilayahnya masih tergolong rendah.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Abednego Dani Nugroho, mengungkapkan berdasarkan data per 7 Juli 2025, posisi Bantul berada di peringkat ketiga se-DIY untuk capaian CKG jika dilihat dari persentase.
Advertisement
Meski hanya menempati urutan ketiga dari sisi persentase, jumlah warga Bantul yang sudah dilayani CKG justru menempati posisi teratas secara angka mutlak, yaitu mencapai 19.287 orang atau 90,22 persen.
BACA JUGA: Di Kota Jogja, Modal Koperasi Kelurahan Merah Putih Purwokinanti Berasal dari Anggota
Ia menjelaskan kurangnya minat warga memeriksakan diri melalui program CKG dipengaruhi beberapa faktor. Salah satunya, masih ada warga yang enggan diperiksa karena takut mengetahui penyakit yang diderita.
Dari total 71.835 orang yang terdata melakukan CKG se-DIY pada 7 Juli 2025, Bantul menempati posisi ketiga dengan capaian 90,22 persen. Adapun urutan pertama yaitu Gunungkidul.
“Kalau daerah lain, yang hampir mendekati ya Gunungkidul dengan jumlah sekitar 16 ribuan. Jadi saya sih bersyukur, kalau Bantul paling tinggi melayani warganya. Harapan kami nanti kita lebih menarik perhatian warga lagi, walau saat ini peminat CKG kita masih berkurang dan itu menjadi kendala kami,” katanya kepada awak media pada Senin (21/7/2025).
Selain itu, sebagian warga juga beranggapan CKG hanya sebatas pengecekan gula darah, kolesterol, atau pemeriksaan laboratorium lain, padahal yang terpenting adalah tahap skrining awal.
“Sebenarnya kan yang penting bukan cek labnya, tetapi yang terpenting adalah skrining awalnya yaitu pertanyaan-pertanyaan di kuisioner. Kalau hasil kuisioner sudah sehat, ya kenapa harus ikut pemeriksaan lain,” ujar Abednego.
Guna meningkatkan partisipasi masyarakat, pihaknya berupaya menggenjot inovasi layanan CKG dengan melibatkan Aparatur Sipil Negara (ASN) serta karyawan sektor swasta, termasuk BUMD, BUMN, hingga perusahaan swasta yang beroperasi di Bantul.
“Karena kami bermitra di perusahaan swasta di mitra bakti husada itu, sehingga harapan kami seluruh karyawan swasta termasuk pekerja lepasnya. Itu bisa mengakses CKG di menampung asal KTP, selama berada di Bantul, mereka akan mendapat layanannya,” ucapnya.
Selain itu, pendekatan jemput bola juga diterapkan melalui Puskesmas. Kemudian mengundang perangkat desa seperti dukuh dan pamong ke Puskesmas untuk mendapat layanan CKG, serta mendekatkan layanan dengan membuka pos di Posyandu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Sendratari Ramayana Prambanan Padhang Bulan Hadirkan Nuansa Magis Bulan Purnama dan Budaya Jawa nan Sakral
Advertisement
Berita Populer
- Dua Kasus Kebakaran Terjadi di Jogja, Diduga Akibat Korsleting Listrik
- Polisi Buru Pelaku Perusakan Rumah Warga di Pundong Bantul
- Kondisi Korban Penipuan Kerja Kamboja di Jogja Membaik, Dinsos DIY: Segera Berkumpul dengan Keluarga
- Di Kota Jogja, Modal Koperasi Kelurahan Merah Putih Purwokinanti Berasal dari Anggota
- Begini Cara Pemkab Menanggulangi Kemiskinan di Sleman
Advertisement
Advertisement