Advertisement
Kulonprogo Cegah Bentrok Segmen Bisnis Koperasi Merah Putih dengan Bumdes

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) sudah resmi dioperasikan di seluruh Kabupaten Kulonprogo yang berjumlah 88 unit. Koperasi ini rawan bentrok bisnis dengan Bumdes karena sama-sama bergerak di sektor ekonomi.
Bupati Kulonprogo, Agung Setyawan menginginkan adanya penataan suplai yang digerakan KDMP utamanya berkaitan dengan ekonomi masyarakat. Pasalnya, penataan itu menjadi penting lantaran di Kulonprogo sendiri sudah ada badan usaha milik desa (BUMDes) yang juga bergerak di bidang ekonomi kemasyarakatan.
Advertisement
Agung menegaskan, KDMP di Kulonprogo secara kelembagaan sudah siap. "Operasionalnya sedang disiapkan terkait suplai kebutuhan pangan dan pokok yang mata rantainya sudah ada di Bumdes. Kami tata secepatnya agar tidak terjadi gesekan," katanya, Senin (21/7/2025).
Menurutnya, sejumlah fasilitas umum yang tidak termanfaatkan akan mendukung pelaksanaan KDMP di Kulonprogo. Seperti gedung-gedung KUD. Bahkan gedung SD atau Pustu yang belum termanfaatkan agar digunakan menunjag fasilitas KDMP. "Semangatnya agar perputaran perekonomian berada di tingkat pedesaan," kata Agung.
Guna mengantisipasi gesekan antara KDMP dengan Bumdes yang sudah lebih dulu ada. Sektor riil geliat ekonominya akan ditata agar tidak berbenturan. Agung menegaskan, mitigasi yang dilakukan berupa agar KDMP tidak memperjual-belikan produk yang sama dengan Bumdes.
Potensi KDMP di Kulonprogo memiliki perbedaan setiap kalurahannya. Sehingga nanti untuk yang menjadi fokus utama dalam operasional KDMP beranekaragam terkait usaha di sektor riilnya.
"Potensi kearifan lokal tiap kalurahan berbeda, membuka kolaborasi dengan nelayan, gabungan kelompok tani [Gapoktan], kelompok sadar wisata (Pokdarwis) itu elemen-elemen untuk disinergikan menjadi usaha sektor riil KDMP di Kulonprogo," ujar Kepala DinperinkopUKM Kulonprogo, Iffah Mufidati.
Menurutnya posisi KDMP dengan Bumdes di kalurahan yang sudah ada akan bersinergi. Keduanya tidak mesti atau tidak harus menjadi pesaing di kalurahan dalam menjalankan operasional sektor riilnya. Sehingga tidak ada usaha bisnis dari keduanya yang malah mati karena persaingan.
"Bersinergi agar mendapat manfaat segi bisnis. Nanti yang sudah dijalankan Bumdes tidak diikuti KDMP," ujar Iffah.
Iffah Mufidati mengatakan BRI menjadi Bank Himbara pertama yang menyapa pengurus KDMP yang sudah terbentuk. BRI tidak hanya sekadar dalam permodalan melainkan juga sebagai mitra kerja sama atau mitra usaha. Ia berharap BRI mampu mendampingi, membina koperasi utamanya bagaimana edukasi terkait dengan usaha-usaha yang nanti membutuhkan mitra usaha dari perbankan.
"Dengan jaringan unit layanan yang ada di setiap kapanewon, BRI memiliki potensi yang luar biasa, sehingga BRI didaulat untuk sosialiasi tahap pertama ini dan akan dilanjutkan Bank Himbara lainnya pada sosialiasi berikutnya," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Ini Daftar 11 Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Sritex Termasuk Mantan Dirut Bank Jateng
Advertisement

Sendratari Ramayana Prambanan Padhang Bulan Hadirkan Nuansa Magis Bulan Purnama dan Budaya Jawa nan Sakral
Advertisement
Berita Populer
- Semester I 2025, Dinas Kesehatan Temukan Ratusan Warga Gunungkidul Jadi Penderita TBC
- Satpol PP Bantul Tertibkan Puluhan Reklame Tak Berizin, 7 Diberi Teguran
- 9 Motor Diseruduk Avanza di Sanden Bantul, Satu Orang Dilarikan ke RS
- Polda Sita Ribuan Miras Ilegal dari Berbagai Wilayah di DIY, Termasuk Arak Bali
- Dua Kasus Kebakaran Terjadi di Jogja, Diduga Akibat Korsleting Listrik
Advertisement
Advertisement