Advertisement

Pemanfaatan Tanah Sultan Ground untuk Proyek Jalan Tol Jogja-YIA di Kulonprogo Masih Menunggu Serat Kekancingan dari Kraton

Khairul Ma'arif
Selasa, 22 Juli 2025 - 09:57 WIB
Sunartono
Pemanfaatan Tanah Sultan Ground untuk Proyek Jalan Tol Jogja-YIA di Kulonprogo Masih Menunggu Serat Kekancingan dari Kraton Bangunan terdampak Tol Jogja-Solo yang mulai dibongkar pada Senin (6/1/2025). - Harian Jogja/Catur Dwi Janati

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO - Lahan sultan ground (SG) di Kabupaten Kulonprogo yang diperuntukan Jalan Tol Jogja-Solo ruas Jogja-YIA Kulonprogo sekarang masih dalam proses persetujuan Gubernur DIY atau Raja Kraton Ngayogyakarta. Pasalnya, serat kekancingan lahan SG untuk tol di Kulonprogo belum diberikan Sultan Jogja kepada Kementerian Pekerjaan Umum.

Kepala Seksi Pengadaan Tanah Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kulonprogo, Ade Setiabudi saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Menurutnya, serat kekancingan di Kulonprogo masih berproses sedangkan yang sudah ada serat kekancingannya hanya Sleman saja.

Advertisement

"Hitungan pastinya saya tidak hafal. Satu di antaranya sultan ground [SG] di Donomulyo," katanya kepada Harianjogja.com, Senin (21/7/2025).

BACA JUGA: Pencairan Ganti Rugi Pembebasan Lahan Tol Jogja-Solo Ruas Jogja-YIA: 196 Bidang di Sedayu Bantul Diajukan ke LMAN, Tertinggi Rp8 Miliar

Nantinya lahan sultan ground (SG) di Kulonprogo juga penanganannya seperti di Sleman sebelum digunakan menjadi lahan Tol Jogja-Solo ruas Jogja-YIA Kulonprogo yang berarti masih menunggu serat kekancingan. Ade membeberkan, sudah mulai memproses sultan ground (SG) di Kulonprogo untuk jalan tol sejak 2024. Menurutnya, memang proses membutuhkan agak lama untuk sultan ground (SG).

"Kami juga belum mengetahui serta kekancingannya bunyinya dan isinya seperti apa. Tetap nunggu [serat] kekancingan [dari Kraton Jogja]," bebernya.

Sedangkan sesuai dalam izin penetapan lokasi (IPL) Tol Jogja-Solo ruas Jogja-YIA Kulonprogo ada juga lahan milik pribadi warga yang hendak dialih fungsikan menjadi tol. Ade menyebut, jumlahnya mencapai sekitar 2.500 bidang tanah secara keseluruhan meliputi milik perorangan, aset pemerintah dan kalurahan. Itu pun hanya meliputi dari Banguncipto, Sentolo sampai Wates saja belum mencapai Bandara YIA.

"Karena kan memang baru sampai situ saja pendataannya," katanya.

Adapun bidang tanah milik warga perorangan sudah dilakukan pendataan dan disetorkan ke pejabat pembuat komitmen (PPK) di Kementerian Pekerjaan Umum. Sejumlah tanah milik warga terdampak Tol Jogja-Solo ruas Jogja-YIA Kulonprogo sudah ada yang diterima Lembaga manajemen aset negara (LMAN) untuk pembayaran ganti rugi.

BACA JUGA: Sejumlah Pejabat di Pemkab Sleman Akan Dilantik Hari Ini, Kecuali Kepala Dinas Dukcapil

Tanah Perseorangan

Dari 2.500 bidang tanah sudah ada sekitar 191 bidang yang sudah dilepaskan dan dilakukan pembayaran ganti rugi. Namun, memang ada beberapa padukuhan yang belum penilaian appraisal karena belum ada penunjukan dari PPK terkait tim appraisal. "Jumlah warga yang tanahnya sudah divalidasi sekitar 1.500 masih ada sisanya masih belum ada proses appraisal," ucap Ade.

Saat ini ini BPN Kulonprogo masih menunggu LMAN dalam menerima pengajuan validasi terhadap tanah warga. Ketika nantinya dari LMAN sudah disetujui akan dilakukan pembayaran ganti rugi dan pembebasan lahan untuk jalan Tol Jogja-Solo ruas Jogja-YIA Kulonprogo.

Kepala Bidang Pertanahan Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kulonprogo, Elda Tri Wahyuni menambahkan, saat ini masih diutamakan untuk pengurusan pembebasan lahan milik perseorangan masyarakat. Baru disusul untuk lahan milik kasultanan Jogja. Menurutnya, sejauh ini untuk tahap pertama baru hanya meliputi Kapanewon Sentolo, Pengasih dan Wates.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

2 Orang Hanyut dan Ribuan Orang di Filipina Dievakuasi Akibat Banjir

News
| Selasa, 22 Juli 2025, 15:47 WIB

Advertisement

alt

Sendratari Ramayana Prambanan Padhang Bulan Hadirkan Nuansa Magis Bulan Purnama dan Budaya Jawa nan Sakral

Wisata
| Senin, 21 Juli 2025, 17:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement