Advertisement
WISATA JOGJA : Lama Tinggal di Jogja Pendek, Bagaimana Cara Mengakali?

Advertisement
Wisata Jogja perlu divariasi untuk memperpanjang lama tinggal wisatawan
Harianjogja.com, JOGJA -- Jogja menjadi tempat strategis untuk penyelenggaraan pertemuan, baik skala nasional maupun internasional. Kedatangan para peserta meeting membuat tingkat keterisian kamar hotel meningkat meski lama tinggalnya tidak lama.
Advertisement
Staf Ahli Bidang Multikultural Kementerian Pariwisata Hari Untoro Drajat mengatakan, jika dilihat dari aspek okupansi hotel, Jogja termasuk tinggi karena di atas 75% saat liburan. Namun kepadatan itu tidak berlangsung lama seperti di kota wisata Bali.
“Jogja itu padat tapi lenght of stay-nya rendah. NTT lama tinggalnya lebih banyak,” katanya belum lama ini saat mengisi jumpa pers Grand Opening Hotel Grand Mercure.
Hal tersebut menurutnya perlu menjadi perhatian pemerintah untuk bisa meningkatkan potensi yang ada di Jogja, guna menarik wisatawan agar tinggal lebih lama di Jogja.
“Semakin banyak atraksi, experience, maka lama tinggal makin lama,” katanya. Jika lama tinggalnya semakin lama, aspek ekonomi daerah ikut tergerak seperti bisnis kuliner dan cinderamata.
Sementara Ketua Perhimpunan Hotel dan Resto Indonesia (PHRI) DPD DIY Istidjab Danunagoro mengatakan, objek wisata di Jogja memang belum menjadi daya tarik utama. Selama ini Jogja menarik untuk menjadi tempat pertemuan skala besar. Tidak heran jika saat bulan-bulan tertentu seperti Februari dan Maret, banyak instansi pemerintahan yang menggelar meeting di Jogja.
Ia mengakui, Jogja sering menjadi lokasi Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE). Hampir semua instansi pemerintahan pernah menggelar pertemuan di kota pelajar ini.
“Tapi meetingnya kan paling cuma dua hari jadi lama tinggalnya juga tidak lama,” katanya.
Kondisi di Jogja menurutnya berbeda jauh dengan Bali. Di Bali, wisatawan bisa menginap sampai empat malam. Menurutnya hal itu karena Bali banyak menyajikan hiburan malam untuk para turis. Jogja menurutnya bisa mengembangkan hiburan yang lebih banyak, tidak hanya seputar budaya lokal setempat tetapi bisa hiburan yang sesuai selera internasional, seperti pertunjukan jazz dan pertunjukan kontemporer.
“Masalahnya kalau pertunjukan budaya itu yang suka hanya orang Belanda,” katanya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, rata-rata lama menginap tamu di hotel bintang bulan Maret 2017 secara keseluruhan sebesar 1,65 malam. Angka tersebut mengalami penurunan 0,08 malam dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata menginap terlama sebesar 1,81 malam terjadi pada hotel bintang lima dan yang tersingkat selama 1,48 malam terjadi di hotel bintang satu dan hotel bintang dua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Banjir dan Tembok Ambrol Diterjang Banjir, Penjaga Sekolah SD Bogem II di Sleman Diungsikan
- Jadwal KRL Jogja Solo Terbaru Hari Ini, Minggu 11 Mei 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu hingga Palur
- Jadwal Terbaru KRL Solo Jogja Hari Ini, Minggu 11 Mei 2025, Berangkat dari Stasiun Palur hingga Lempuyangan
- Jangan Sampai Telat, Jadwal SIM Ditlantas Polda DIY Selama Mei 2025
- Jadwal Prameks Jogja-Kutoarjo Terbaru Hari Ini, Minggu 11 Mei 2025, Naik dari Stasiun Tugu hingga Kutoarjo
Advertisement