Advertisement

PERTANIAN GUNUNGKIDUL : Nilai Jual Tinggi, Penanaman Tomat Meksiko Dapat Dikembangkan Jadi Agrowisata

Irwan A Syambudi
Sabtu, 27 Mei 2017 - 11:22 WIB
Mediani Dyah Natalia
PERTANIAN GUNUNGKIDUL : Nilai Jual Tinggi, Penanaman Tomat Meksiko Dapat Dikembangkan Jadi Agrowisata Petani tomatillo, Budi Kuncoro sedang memgang tanaman tomatillo di pekarangan rumahnya, di Desa Madusari, Kecamatan Wonosari. Jumat (26/5/2017) (Irwan A. Syambudi/JIBI - Harian Jogja)

Advertisement

Pertanian Gunungkidul mulai melakukan variasi penanaman tumbuhan.
 
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL -- Petani perkotaan atau urban farming Desa Madusari, Kecamatan Wonosari mulai mengembangkan tanaman tomatillo atau tomat kulit asal Meksiko. Selain unik tanaman yang memiliki nama latin  Physalis philadelpica ini memiliki nilai ekonimis tinggi.

Baca Juga : http://m.harianjogja.com/?p=820095">PERTANIAN GUNUNGKIDUL : Warga Mulai Kembangkan Tomat Dari Meksiko

Advertisement

Salah satu petani perkotaan, Budi Kuncoro  mengaku mengembangkan tanaman Tomatillo sejak tiga bulan lalu. Dia  memilih tanaman tersebut lantaran memiliki nilai jual yang tinggi dibandingkan tanaman lain.

"Harga satu butir benih Tomatilo dia jual dengan sistem online dengan harga Rp5.000 hingga Rp10.000," terangnya, Jumat (26/5/2017).

Meski bernilai ekonomis tinggi hingga kini kata dia belum banyak petani di Gunungkidul yang mengembangkan tanaman tersebut. Dia pun berharap pemerintah dapat membidik tanaman tersebut untuk dikembangkan menjadi destinasi argowisata di Gunungkidul.

Sebelumnya, Penyuluh Pertanian Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Wonosari, Tugimin mengatakan terus mendorong budidaya tanaman untuk warga perkotaan. Oleh sebab itu pihaknya terus melakukan penyuluhan bagi warga perkotaan.

Warga diperkotaan diutamakan menjadi sasaran penyuluhan karena menurutnya jika warga di perkotaan mulai menanam sayur dengan metode hidroponik, maka dapat memenuhi kebutuhan sayur sendiri. Selain itu suplai sayur di pasar-pasar tradisional di Wonosari tidak mengalami kelangkaan.

Pasalnya menurut Tugimin kebutuhan sayur di Wonosari cukup tinggi. “Contohnya adalah tingginya permintaan selada air di Wonosari. Padahal selada air itu mudah di budidayakan dengan metode hidroponik,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Kasus Korupsi Timah, Bos Maskapai Penerbangan Terlibat

News
| Sabtu, 27 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement