Advertisement
Monyet di Gunungkidul Kelaparan, Akibatnya Tanaman Warga Diserang
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Pemerintah Daerah (Pemda) DIY sebenarnya ingin mengurangi populasi monyet ekor panjang, yang sering menyerbu lahan petani.
Tapi, hingga kini belum ada rekomendasi dari Pemerintah Pusat mengenai jumlah ideal populasi monyet ekor panjang di Gunungkidul. Agar tak terus menjarah hasil pertanian, Pemda DIY akan memperluas upaya pengembangan tanaman biji-bijian, supaya hewan itu punya bahan makanan yang cukup.
Advertisement
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY Sutarto mengatakan, yang berhak menentukan jumlah ideal monyet ekor panjang adalah Pemerintah Pusat, melalui Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Setelah ada rekomendasi dari Pemerintah Pusat, dan seandainya populasi dianggap sudah lebih dari cukup, maka upaya pengurangan diperbolehkan. “Tapi rekomendasinya tidak juga datang,” katanya melalui sambungan telepon, Rabu (16/5/2018).
Ia menambahkan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY sudah berusaha mencegah monyet ekor panjang menyerbu tanaman petani dengan mengembangkan tanaman biji-bijian dan buah-buahan. Hal ini sudah dilakukan di Paliyan, Gunungkidul sebelas tahun lalu.
Sutarto mengklaim hasil pengembangan tanaman terbukti ampuh.
Serangan monyet berkurang dalam beberapa tahun terakhir. Ia mengatakan, jika di tempat lain masih ada serangan monyet ekor panjang, itu disebabkan karena yang memang mendapat perlakukan khusus baru di Paliyan.
“Justru itu akan dimekarkan, tidak hanya di Paliyan, tapi sampai ke luar. Tapi karena bersinggungan dengan tanah rakyat harus ada kerelaan dari masyarakat untuk menanami tanaman yang menghasilkan makanan bagi para monyet. Itu ada sosialiasinya. Cuman yang di Panggang dan Semin jauh dari Paliyan,” jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, petani di Tepus, Gunungkidul mengeluh karena setiap tahun hasil pertaniannya dijarah oleh gerombolan monyet ekor panjang. Akibatnya, gagal panen dan kerusakan lahan tak terhindarkan.
Serangan monyet ekor panjang, sambungnya, disebabkan karena tempat hewan itu mencari makan seringkali dikuasai masyarakat. Setelah itu, lahan digunakan untuk menanam jagung dan kedelai.
Oleh karena itulah, Sutarto mengimbau masyarakat tak lupa memperhatikan kebutuhan dari para kera ekor panjang, jika tak ingin kepentingannya terusik. “Kalau habitat monyet tidak dekat kawasan hutan, masyarakat diharapkan menanam tumbuhan yang bisa memberi makan monyet, supaya tidak menjarah.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Ada Pemeliharaan, Cek Jadwal Pemadaman Listrik di Sleman Hari Ini (20/4/2024)
- Ketegangan di Timur Tengah Diperkirakan Berdampak pada Pasar Keuangan Global
- Pertamina Tegaskan Tak Ada Ketergantungan BBM Indonesia dari Timur Tengah
- Jadwal Bioskop XXI Hari Ini (20/4/2024): Banyak Film Keren Tayang di Weekend
Berita Pilihan
Advertisement
Lowongan Kerja: Kementerian PUPR Akan Buka 6.300 Formasi CPNS dan 19.900 PPPK, Ini Rinciannya
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Kapolresta Jogja Klaim Angka Kejahatan Jalanan Dapat Ditekan Selama Libur Lebaran 2024
- Termasuk Jogja, BMKG Ingatkan Sebagian Besar Wilayah Indonesia Waspada Cuaca Ekstrem
- Stok dan Jadwal Donor Darah di Jogja Hari Ini, Jumat 19 April 2024
- KPU Buka Layanan Konsultasi bagi Paslon Perseorangan di Pilkada Kota Jogja
- Pencegahan Kecelakaan Laut di Pantai Selatan, BPBD DIY: Dilarang Mandi di Laut
Advertisement
Advertisement