Advertisement
Keren, Mahasiswa UII Latih Pekerja Pabrik Jamu
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Sejumlah mahasiswa Farmasi Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia (UII) yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Penerapan Teknologi Kemenristekdikti memberikan pelatihan bagi personel pabrik jamu atau Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT), Jumat (13/7/2018) pekan lalu.
Tim itu diketuai oleh Sirikit Wangi Sarindang mahasiswa Farmasi 2014 yang beranggotakan Illah Rahmawati, Tri Senja Aprilia, Tendy Kurniawan dan Dia Purnika dibawah bimbingan Dosen Farmasi UII, Bambang Hernawan Nugroho.
Advertisement
Sirikit Wangi Sarindang menjelaskan, karyawan yang diberikan pelatihan dari CV Bina Syifa Mandiri merupakan salah satu Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT) di Bantul yang sedang berkembang sejak 2005.
Aspek bahan baku atau simplisia menjadi bagian penting bagi perusahaan untuk menjamin kualitas dan mutu produk secara berkelanjutan. Pihaknya berupaya memberikan pelatihan atau masukan terkait simplisia rimpang temulawak yang kadang oleh pemasok dicampur bahan lain sehingga tidak murni.
"Salah satu bahan baku yang digunakan adalah simplisia rimpang temulawak. Banyak sekali pemasok simplisia yang menambahkan dan mencampurkan simplisia rimpang temulawak dengan bahan-bahan lainnya, sehingga diragukan keasliannya," terangnya, Senin (16/7/2018).
Illah Rahmawati menambahkan, pelatihan bagi personel pabrik tersebut untuk mencegah masuknya simplisia rimpang temulawak yang tidak sesuai standar perusahaan. Sebelum melakukan pelatihan, timnya sudah melakukan observasi dan pengamatan langsung terkait kondisi di CV. Bina Syifa Mandiri.
"Pelatihan ini dilaksanakan pada hari Jumat, 13 Juli 2018 di Laboratorium Biologi Farmasi UII dan dihadiri oleh beberapa personel CV. Bina Syifa Mandiri dari bagian laboratorium, produksi, ekstraksi dan bagian gudang," kata dia.
Sementara Tri Senja Aprilia mengatakan, materi pelatihan yang diberikan mulai dari identifikasi simplisia rimpang temulawak secara mikroskopik, makroskopik, hingga uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Serta pelatihan bagi manajemen gudang, pelabelan status bahan baku dan cara mendokumentasikan penerimaan bahan baku simplisia rimpang temulawak. Ia mengklaim, dari hasil kuisioner yang diberikan sebelum dan sesudah pelatihan, terdapat peningkatan pemahaman personalia terkait cara identifikasi, manajemen gudang dan dokumentasi penerimaan simplisia rimpang temulawak yang sesuai dengan standar.
"Dengan adanya pelatihan ini diharapkan perusahaan obat dapat menjaga kualitas dan keaslian simplisia rimpang temulawak secara berkelanjutan. Harapannya ilmu yang didapatkan dapat diterapkan dalam bekerja untuk meminimalisasi adanya pemalsuan rimpang temulawak," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Cabuli Santri, Pengasuh Pesantren Divonis 15 Tahun Penjara dan Denda Rp1 Miliar
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal dan Rute Bus Damri dari Bandara YIA ke Klaten hingga Solo
- Peringatan BMKG, Waspada Hujan Lebat Disertai Petir di Wilayah DIY, Hari Ini Kamis 18 April 2024
- Top 7 News Harianjogja.com Kamis 18 Februari 2024, Buyern Vs Arsenal, Aduan THR, Volume Sampah Lebaran
- Pola Baru Kunjungan Wisatawan Selama Libur Lebaran 2024, Pusat Kuliner dan Oleh-oleh Ramai
- Stok Darah dan Jadwal Donor Darah di Wilayah DIY Kamis 18 April 2024
Advertisement
Advertisement