Advertisement
Polres Gunungkidul Punya Peta Desa-Desa yang Berpotensi Konflik Pilkades
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL --Mendekati Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) 2018 yang jatuh pada 13 Oktober mendatang, beberapa desa yang tergolong rawan konflik telah dipetakan Kepolisian Resor Gunungkidul.
Kapolres Gunungkidul AKBP Ahmad Fuady mengatakan seluruh kapolsek telah diminta untuk mengidentifikasi desa penyelenggara Pilkades yang tergolong rawan konflik. Namun demikian, Ahmad enggan menyebutkan desa mana saja yang masuk dalam kategori rawan tersebut.
Advertisement
"Yang pasti sudah kami petakan, masing-masing kapolsek kami minta untuk menginventarisir wilayah rawan, ini merupakan upaya preventif kami," ucapnya kepada Harianjogja.com, Jumat (28/9/2018).
Ahmad menjelaskan desa penyelenggara pilkades dibagi menjadi tiga wilayah, yakni wilayah aman, rawan satu dan rawan dua. Untuk wilayah aman personil polisi yang diterjunkan berjumlah satu dan sisanya dibantu empat sampai lima linmas.
"Sementara untuk kawasan rawan jumlahnya bisa sampai tiga atau empat personil dari polsek. Yang pasti lebih banyak dibanding wilayah kategori aman," ucapnya.
Adapun untuk jumlah kepolisian yang diterjunkan dalam gelaran Pilkades tahun ini sebanyak 600 personil, terdiri dari jajaran Polres dan Polsek. Para polisi ini nanti akan ditempatkan ke 30 desa penyelenggara Pilkades.
Terkait kerawanan pilkades, Kapolsek Saptosari, AKP Wijayadi menyebut Desa Monggol menjadi paling rawan. Pasalnya pilkades di desa tersebut diikuti oleh calon petahana. "Sudah saya laporkan ke pimpinan [Kapolres] di sana [Monggol] memang rawan, tapi saya yakin semua akan kondusif," imbuh dia.
Wijayadi mengaku siap jika nantinya ada kasus yang perlu ditangani. Selain itu dia menyatakan sanggup dan mampu menangani kasus yang ada. "Dengan tegas akan saya tindak, saya tidak peduli siapanya. Penyidik kita sangat mampu," tegasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak KB, dan Perberdayaan Masyarakan dan Desa (DP3AKBPMD) Gunungkidul, Sujoko mengungkapkan desa yang rawan konflik akibat gelaran pilkades kebanyakan berada di wilayah perbatasan. Sebab, menurutya di wilayah perbatasan, para calon kades kemungkinan akan mengerahkan masa dari daerah lain. Hal ini ditakutkan bisa menyebabkan konflik.
Selain di kawasan perbatasan, Sujoko mengaku pihaknya juga mengawasi desa yang dalam Pilkades ini memiliki banyak calon. Seperti Desa Mertelu di Kecamatan Gedangsari dengan 6 calon; Desa Watugajah juga di Kecamatan Gedangsari dengan 5 calon; serta Desa Siraman di Kecamatan Wonosari dengan 5 calon. Menurutnya makin banyak calon, makin tinggi pula kemungkinan terjadi konflik. “Kita pantau secara khusus. Jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Densus 88 Menangkap Lagi Satu Terduga Teroris, Total Delapan Orang
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- DPC Gerindra: Usung Budi Waljiman, Jajaki Tokoh Lain hingga Jalin Komunikasi dengan Partai Koalisi
- Jaring Masukan, Bapelkes DIY Gelar Forum Komunikasi Publik
- Taman Pintar Dikunjungi 3 Ribu Lebih Wisatawan Sehari Selama Libur Lebaran
- Pemda DIY Perkuat Komitmen Antikorupsi
- Jadwal Terbaru KRL Jogja Solo, Lengkap dari Staisun Tugu hingga Palur, Jumat 19 April 2024
Advertisement
Advertisement