Advertisement
Agar Generasi Muda Mau Bertani, BPTP Optimalkan Alsintan

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta memberikan bantuan alat sistem pertanian modern dan memberikan kursus kepada petani muda di Bulak Kedondong, Desa Banjararum, Kecamatan Kalibawang, Selasa (9/10/2018).
Kepala BPTP Yogyakarta, Joko Pramono, mengungkapkan peran generasi muda khususnya petani muda dalam pembangunan pertanian sangatlah penting. Generasi muda mempunyai potensi sumber daya manusia yang strategis, memiliki ide-ide dan pikiran baru untuk menciptakan sesuatu yang berbeda di bidang pertanian. Generasi muda harus didorong agar berperan aktif, kreatif, inovatif dan tertarik dengan bidang pertanian, sehingga dapat sebagai motor penggerak bidang pertanian di DIY.
Advertisement
Ia menambahkan, semakin hari lahan pertanian di Indonesia semakin berkurang, sehingga diperlukan optimalisasi lahan yang ada untuk percepatan tanam. Agar sumber daya betul-betul dimanfaatkan. Salah satu cara, yang bisa dilakukan dalam percepatan tanam, adalah mekanisasi pertanian atau mengoptimalisasikan penggunaan alat mesin pertanian. Terlebih lagi banyak petani yang sudah berusia 50 tahun ke atas.
"Bantuan alat mesin pertanian ini untuk menarik pemuda agar tertarik ke dunia pertanian, jadi tidak terkesan kotor. BPTP Yogyakarta siap melakukan pendampingan kepada petani muda di DIY. Kami berharap petani muda di Desa Banjararum menjadi agen perubahan bagi kelompok tani lainnya," ujar Joko dalam kursus sistem pertanian bertajuk Membangkitkan Semangat Bertani Generasi Muda Melalui Optimalisasi Alsintan, Selasa.
Peneliti BPTP Yogyakarta, Arlyna Pustika, mengungkapkan pelatihan, pendampingan, serta magang dilakukan agar petani muda calon wirausaha mampu menciptakan dan merintis usaha yang menguntungkan. Upaya-upaya tersebut juga harapannya bisa menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan, meningkatkan pengetahuan, wawasan dan keterampilan kewirausahaan generasi muda, meningkatkan nilai tambah dan pendapatan petani.
Dalam kegiatan tersebut Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) Sasono Catur, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, mempraktikkan metode menanam padi dengan teknologi Jarwo Super. Teknologi ini meliputi penanaman varietas unggul baru berproduktivitas tinggi menggunakan mesin tanam jarwo transplanter, perlindungan benih menggunakan pupuk hayati, pengomposan jerami saat olah tanah, pemanfaatan musuh alami, penanaman refugia, dan penggunaan pestisida secara tepat, dan panen menggunakan combine harvester untuk mengurangi kehilangan hasil saat panen.
Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) DIY, Gunawan Yulianto, mengatakan jajarannya menargetkan penggunanaan teknologi Jarwo Super di DIY di lahan seluas 35.000 hektare, salah satunya di Kulonprogo. Tujuannya untuk mencapai swasembada padi. Namun untuk mencapai target diperlukan berbagai inovasi dan teknologi, khususnya alsintan untuk mempercepat pengolahan lahan.
Ia mengatakan petani masih menggunakan alat pertanian tradisional dan sistem tradisional. Sehingga perlu adanya modernisasi alat pertanian. Pusdiktan memberikan bantuan ribuan alsintan kepada kelompok tani di DIY. Di Kulonprogo, bantuan yang diberikan sebanyak 1.500 alsintan berbagai jenis. "Penggunaan mesin alsintan ini untuk mempermudah kerja petani," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Menhub Komitmen Perkuat Keselamatan Semua Moda Transportasi
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Warga Kotabaru Budi Daya Maggot untuk Tangani Sampah Organik
- Polda DIY Perpanjang Operasi Aman Nusa I Progo Selama Sepekan
- Pemkab Bantul Salurkan Lima Ton Pupuk untuk Petani Lahan Pasir
- Antisipasi Banjir, Pemkot Jogja Bangun Sumur Resapan di Tiga Ruas Jalan
- Keluarga Sopir Taksi Online Tuntut Pelaku Dihukum Mati
Advertisement
Advertisement