Advertisement
Soal Wacana Pengembalian PMP ke Bangku Sekolah, Disdikpora Gunungkidul Masih Tunggu Surat Resmi dari Pusat

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Gunungkidul menyambut baik rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengembalikan mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) ke bangku sekolah di tahun ajaran 2019-2020. Namun, hingga sekarang belum ada surat resmi terkait dengan kebijakan tersebut.
Kepala Disdikpora Gunungkidul Bahron Rasyid mengaku tidak mempermasalahkan adanya kebijakan dari pusat untuk mengembalikan mapel PMP ke bangku sekolah. Dia pun menyatakan kesiapannya untuk melaksanakan kebijakan tersebut.
Advertisement
“Intinya kami siap, tapi untuk pelaksanaan harus ada surat resminya. Hingga sekarang surat tersebut belum ada dan kami menunggu untuk melaksanakan kebijakan mengembalikan PMP untuk diajarkan lagi di sekolah,” katanya kepada wartawan, Jumat (28/12/2018).
Untuk persiapan, Bahron tidak ada masalah karena dari sisi tenaga pengajar sudah ada karena memiliki kesamaan dengan guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Oleh karenanya, pada saat kebijakan ini benar-benar dilaksankaan, disdikpora tidak akan mengajukan tambahan guru PMP.
“Secara garis besar ada kesamaan antara PKN dengan PMP. Jadi untuk pengajaran, guru PKN tinggal diberikan penyegaran terkait dengan mapel PMP sehingga semua dapat berjalan, tanpa harus melakukan rekrutmen tenaga pendidik yang khusus mengajar PMP,” ungkap mantan Kepala Bidang Pendidikan Menengah ini.
Menurut Bahron keyakinan tidak akan menambah berdasarkan pengalaman pribadi. Sebagai lulusan guru PKN, ia tahu persis tentang pembelajaran yang menyangkut dengan masalah kebangsaan dan juga mengenai pendidikan pancasila.
“Jadi kalau memang nanti diajarkan kembali, kami sudah siap dengan SDM yang sudah dimiliki,” imbuh Bahron.
Guru SMP Negeri 2 Wonosari, Siti Fatimah mengatakan setuju jika PMP dihidupkan kembali. Hal ini mengacu adanya pengaruh buruk yang dari perkembangan zaman.
"Tidak ada masalah kalau dihidupkan lagi. Namun harus ada perbedaan dibanding PMP zaman dulu, kalau dulu hanya hafalan saja yang ditonjolkan," kata Siti
Ia mengatakan hal utama yang harus dilakukan berkaitan dengan praktik, bagaimana pancasila diimplementasikan di kehidupan bermasyarakat. “Keberadaan PMP dapat mendukung pengembangan pendidikan karakter di sekolah,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali: 4 Penumpang DItemukan Meninggal Dunia, 38 Orang Hilang
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Pelatih PSIM Jogja Van Gastel Soroti Perbedaan Sepak Bola Indonesia dan Belanda, Singgung Pembinaan Usia Dini
- Masih Ada Sekolah Negeri Kekurangan Siswa di Kota Jogja, Hasto Wardoyo Upayakan Peningkatan Kualitas
- Tol Jogja-Solo Ruas Klaten-Prambanan Resmi Dibuka, Jasamarga Pastikan Telah Mengantongi Sertifikat Laik Operasi
- Lowongan Kerja PMI DIY: Ini Formasi dan Syarat Pendaftarannya
- Kemarau Basah Bikin Jasa Pengiriman Air di Gunungkidul Sepi Orderan
Advertisement
Advertisement