Advertisement

Puncak Musim Hujan, Belum Semua Telaga Terisi Air

Rahmat Jiwandono
Senin, 18 Februari 2019 - 13:20 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Puncak Musim Hujan, Belum Semua Telaga Terisi Air Warga mengambil air dari telaga Banteng di Dusun Ngricik, Desa Melikan, Kecamatan Rongkop, Sabtu (30/6/2018). - Harian Jogja/Herlambang Jati Kusumo

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Beberapa telaga yang ada di Gunungkidul tidak terisi meski musim hujan mencapai puncaknya. Pelaksana Tugas (Plt) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Edy Basuki, mengatakan jajarannya belum memantau kondisi kondisi telaga yang ada di Bumi Handayani. Namun demikian langkah tersebut akan dilakukan sebagai upaya pemetaan daerah rawan kekeringan saat kemarau. “Telaga mana saja yang kering bisa menjadi acuan daerah kekeringan,” ujarnya, Minggu (17/2/2019).

Menurutnya telaga mempunyai peranan penting saat musim kemarau tiba. “Ketika stok air di bak penampung air hujan (PAH) menipis, masyarakat biasanya memanfaatkan air telaga untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari,” kata dia.

Advertisement

Saat disinggung mengenai dana penanggulangan kekeringan, ia menyatakan anggaran tahun ini turun jika dibandingkan 2018. Pada 2018 anggaran penanggulangan kekeringan sebesar Rp600 juta, untuk 2019 turun menjadi Rp500 juta.

Kepala Bidang (Kabid) Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul, Taufik Amirudin, mengatakan telaga dan embung yang ada di Gunungkidul berjumlah 460 buah. “Mayoritas telaga masih berfungsi, tapi ada beberapa yang sudah tidak digunakan karena tidak pernah terisi air,” kata Taufik, Minggu.

Secara fungsi, telaga yang ada saat ini belum difungsikan secara maksimal. Kendala geografis wilayah menjadi penyebab telaga tak bisa menampung dan mengalirkan air secara maksimal.

Camat Tanjungsari, Rakhmadian Wijayanto, mengungkapkan sejumlah telaga yang ada di lima desa di Kecamatan Tanjungsari hampir seluruhnya minim air. Padahal menurutnya, manfaat telaga sangat penting bagi kehidupan masyarakat. “Selain untuk kebutuhan mencuci, terkadang telaga masih digunakan untuk mandi saat masyarakat tidak memiliki air di bak penampungan,” ucap dia, Minggu.

Berkaca pada tahun-tahun sebelumnya di mana sebagian besar telaga mengering, Rakhmadian khawatir tahun ini kejadian itu bakal terulang. Jika sebagian besar teklaga mengering, warga yang biasa memanfaatkan air telaga bakal kekurangan air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement