Advertisement

Tambak Kena Gusur Proyek NYIA, Petambak Udang Malah Tebar Benih

Fahmi Ahmad Burhan
Selasa, 19 Februari 2019 - 10:00 WIB
Galih Eko Kurniawan
Tambak Kena Gusur Proyek NYIA, Petambak Udang Malah Tebar Benih Salah satu tambak udang milik petambak di Dusun Glagah, Desa Glagah, Kecamatan Temon, Senin (18/2/2019).-Harian Jogja - Fahmi Ahmad Burhan

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Sebagian petambak udang di selatan proyek New Yogyakarta International Airport (NYIA) malah berniat menebar benih udang meski areal tambaknya akan digusur.

Tambak yang ditebari benih udang itu berada di Dusun Glagah, Desa Glagah, Kecamatan Temon. Menjadi bagian dari proyek NYIA, kawasan tambak itu akan disulap menjadi sabuk hijau mitigasi bahaya tsunami.

Advertisement

Rencananya, pengosongan lahan tambak dilakukan pada Maret mendatang. Petambak yang menebar benih memilih tak menghiraukan pemberitahuan dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulonprogo soal penggurusan tambak pada Maret mendatang.

“Saya akan menebar benih pada pekan-pekan ini. Sebelumnya sudah panen pada Januari,” ungkap seorang petambak di Glagah, Canggih Wulung, kepada Harian Jogja, Senin (18/2/2019). Dia menegaskan sebagian petambak tak menghiraukan karena tidak ingin rugi ketika pengosongan lahan dilakukan.

Sejumlah petambak bahkan memilih menolak pengosongan lahan karena masih menunggu kejelasan solusi dari Pemerintah Kabupaten Kulonprogo. Sebelum ada penggurusan, mesti ada kejelasan jalan keluar, ganti rugi ataupun lokasi pindah tambak yang baru.

Canggih mengatakan setelah benih udang ditebar, maka butuh waktu tiga bulan untuk panen. Dia memperkirakan apabila pada Maret sudah dipastikan akan dikosongkan, hasilnya berupa udang-udang yang masih kecil.

“Udang-udang kecil tidak bisa dipanen dan jelas merugi kalau nanti Maret harus dikosongkan,” kata Canggih. Ia mengatakan modal yang dikeluarkan dalam satu tambaknya bisa sampai Rp40 juta untuk bisa sampai masa panen.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulonprogo Sudarna mengungkapkan meskipun adanya petambak udang tersebut mendongkrak ekonomi Kulonprogo, namun keberadaannya terbentur Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

Perda RTRW Kulonprogo 2012-2032, peruntukan budi daya air payau yang salah satunya tambak udang ada di Pasir Mendit dan Pasir Kadilangu di Kecamatan Temon dan kawasan Pantai Trisik, Kecamatan Galur. “Apabila kawasan peruntukan tambak udang dibebaskan, maka perlu ada peninjauan ulang RTRW,” tuturnya.

Kepala Badan Perencaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kulonprogo Agus Langgeng Basuki mengatakan pengosongan lokasi yang dipakai petambak dalam menambak udang di selatan bandara itu untuk sabuk hijau dan mitigasi bahaya tsunami. Rencananya ditanami 10.000 pohon di tempat itu.

Pohon cemara udang akan ditanam di sepanjang sisi selatan NYIA sekitar empat kilometer panjangnya. “Saat ini masih direncanakan, nanti ada nota kesepahaman antara bandara dan Pemkab,” ujar Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ditangkap di Kontrakannya, Begini Tampang Pelaku Pemerasan Penumpang Grab Car

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement