Advertisement

Jadi Pengusaha, Harus Pandai Baca Peluang

Abdul Hamied Razak
Senin, 11 Maret 2019 - 22:07 WIB
Arief Junianto
Jadi Pengusaha, Harus Pandai Baca Peluang Warga Wirogunan mengikuti bedah buku Untung Puluhan Juta Dari Bisnis Anti-expired di Balai Kelurahan Wirogunan, Margangsan, Senin (11/3/2019). - Harian Jogja/Abdul Hamid Razak

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Agar usaha yang dirintis bisa berjalan lancar, masyarakat diminta pandai membaca peluang. Berbisnis mudah saja dilakukan asal tidak salah memperhitungkannya.

Konsultan Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (PLUT UMKM) DIY Novita Budi Kurniati mengatakan agar bisnis yang digeluti masyarakat bisa berjalan mulus maka pelaku usaha harus jeli melihat peluang. Baginya, salah satu usaha yang bisa bertahan adalah usaha yang tidak expired, tidak kedaluwarsa.

Advertisement

"Misalnya baju. Saya memilih usaha kaos untuk anak kecil. Kenapa anak kecil? Karena pertumbuhan anak itu pesat. Badan gampang berubah dan orang tua pasti membelikan baju anaknya," katanya di sela-sela Bedah Buku Untung Puluhan Juta Dari Bisnis Anti-expired di Balai Kelurahan Wirogunan, Kecamatan Mergangsan, Senin (11/3/2019).

Dia mengaku usaha yang dijalaninya tanpa modal dan tidak kedaluwarsa. Ada beberapa jenis usaha yang juga tanpa modal dan bisa dijalani masyarakat. Seperti berjualan sebagai reseller, menjual produk orang lain secara online.

"Saya memang karyawan, tapi saya bisa menjadi pelaku usaha. Tanpa modal, dapat uang. Saya memanfaatkan fasilitas kantor, ada Wifi, tentu dengan tujuan positif," katanya.

Dia berharap agar para pelaku usaha dan orang yang ingin terjun dalam bisnis tidak usah khawatir. Sebab peluang menjadi pengusaha masih sangat luas. Kuncinya pandai-pandai membaca peluang.

Selain menjadi pionir, membuka peluang usaha di luar DIY juga akan mampu mengembangkan bisnis yang digeluti.

“Buatlah sebuah produk yang belum banyak dijual oleh orang. Misalnya yang sudah terlanjur memiliki usaha kuliner, gudeg, agar terus bertahan bisa dijual di luar Jogja. "Bisa dijual di luar Jawa. Kalau di sini banyak banget pelaku usahanya. Kalau tetap jual di Jogja bisa mati, kalah dengan yang sudah terkenal," kata dia.

Kepala Bidang UKM Dinas Koperasi dan UKM Transmigrasi Jogja Rihani Wulandari mengatakan salah satu kendala yang dihadapi pelaku UKM adalah pemasaran. Seringkali, kata dia, calon wirausaha dan pelaku usaha terbentur untuk memasarkan produknya.

"Ini membutuhkan management kewirausahaan agar pemasaran bisa dilakukan. Pelaku usaha juga harus terus dimotivasi agar bisa terus mengembangkan usahanya," kata Rohani.

Selain itu, pelaku usaha juga diminta untuk terus bersemangat untuk mempromosikan produknya. Dia menilai, banyak usaha yang berkembang saat ini berangkat dari hobi. Ketika itu muncul, maka pelaku usahanya akan rasa cinta dan terus berupaya untuk mengembangkan usahanya. "Dia akan terus berupaya untuk meningkatkan jumlah pembeli dan kualitasnya," katanya.

Agar produk yang dijual tidak mudah ditiru oleh orang lain, dia mendorong agar pelaku UMKM untuk melindungi produknya. Sudah banyak UMKM di Kota Jogja yang naik kelas, ikut pameran dan buyer-nya banyak. "Agar tidak ditiru kami memfasilitasi hak intelektualnya dengan lokakarya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Aniaya Wartawan, Danlanal Ternate Copot Komandan Pos Lanal Hasel

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 13:27 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement