Advertisement

TIP POLA ASUH: Belajar Mengungkapkan Diri secara Alami

Mediani Dyah Natalia
Kamis, 14 Maret 2019 - 23:47 WIB
Mediani Dyah Natalia
TIP POLA ASUH: Belajar Mengungkapkan Diri secara Alami Pengurus OSIS SMP-SMA se-Jogja berfoto bersama seusai mengikuti gathering dan talk show dari social media influencer di Olifant High School. - Ist./Olifant High School

Advertisement

Harianjogja.com,JOGJA—Ketika anak semakin besar, ia mulai menangkap berbagai hal di sekeliling dan berinteraksi dengan lingkungan. Rasa ingin tahu muncul ketika ia melihat benda-benda yang menarik baginya, baik dari bentuknya, warna, bunyi dan gerak. Ketertarikan pada benda mendorong anak untuk mengeksplorasinya, apalagi jika ada significant person bermain bersamanya.

Psikolog Olifant School Mariani Sutanto mengatakan saat-saat seperti inilah, anak mulai belajar mengungkapkan dirinya. Ia akan mulai dengan hal termudah yang bisa dilakukannya, yaitu dengan bertanya. “Ini apa? Kenapa bisa begitu?  Ketika anak sudah mulai mengutarakan pertanyaan-pertanyaan seperti itu, ajaklah ia untuk membicarakan benda itu,” katanya dalam rilis, Rabu (13/3).

Advertisement

Secara sederhana, ketika sedang bersantai di sore hari di teras rumah dan tiba-tiba angin lembut bertiup, orang tua dapat menarik perhatian anak saat melihat dedaunan bergoyang. Tanyakan kepadanya, mengapa daun-daun bergoyang. Ketika mata bulatnya sudah menunjukkan ketertarikan, biasanya ia akan sedikit membelalak. Saat itu mulailah perlahan-lahan menerangkan bahwa daun itu bergoyang karena ada angin. Angin termasuk benda abstrak yang agak sulit ditangkap oleh anak yang masih sangat konkret, karena itu kita perlu membuatnya tangible, dapat dirasakan.

“Jadi, saat angin bertiup kembali, kita bisa mengatakan seperti ini, anginnya datang lagi, terasa dingin kan di badan kita. sambil menyentuh lengannya yang tersapu angin, lalu menunjukkan daun yang bergoyang. Jika hal ini berulang tiga kali dalam sepekan, mulailah menanyakan perasaannya, adik senang enggak kalau angin bertiup? Kenapa? Dari sinilah ia belajar mengungkapkan diri,” ujar dia.

Selain angin dan benda-benda alam, orang tua juga dapat memakai boneka. Bersama boneka itu anak dilibatkan dalam sebuah peran atau sebuah situasi sehingga saat bermain boneka, anak dapat mengungkapkan perasaan. Sebab boneka merupakan media efektif pada anak yang mempunyai masalah bicara atau komunikasi. Namun, tak semua anak suka boneka, karena itu orang tua perlu jeli memilih mainan yang disukai anak. Bisa juga memakai bahan-bahan di dapur, misalnya membedakan garam dan gula, dengan cara meraba dan mencicipinya. Saat anak mencicipinya, tanyakan apa yang dirasanya. Selain untuk membedakan rasa, pembedaan butiran ini juga dapat meningkatkan pengetahuan dan taktilnya.

Jika anak terbiasa mengungkapkan dirinya, perkembangan bahasanya akan maju dengan pesat. “Mengapa demikian? Karena anak memakai kata-kata untuk mengungkapkan perasaannya, dan orang tua dapat memperkaya kosa kata saat  menjelaskan berbagai hal kepadanya. Dengan semakin banyaknya kosa kata yang dimiliki anak, ia akan memiliki kesiapan untuk mengembangkan bahasanya,” kata dia.

Hal yang perlu menjadi perhatian orang tua saat mengajak anak mengungkapkan dirinya adalah membiarkan anak untuk mengungkapkan diri dengan berbagai cara. Jika anak masih menggunakan bahasa bayi, peragakan cara mengucapkan kata yang benar tanpa harus mengoreksinya. “Misalnya, anak mengatakan, num cucu, Ibu dapat menjawab, oh, adik mau minum susu?” Dengan demikian ia akan mulai berkata-kata dengan cara seperti yang dicontohkan,” urai dia.

Selain itu, ketika orang tua menemani anak mengungkapkan dirinya, sebaiknya menggunakan bahasa yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Jika bahasa orang tua terlalu sulit diartikan oleh anak, ia perlahan-lahan akan mundur dan tidak mau lagi bercerita tentang perasaannya. Kalau sudah begini, kelak ia akan mengalami kesulitan dalam berbahasa.

“Masa kanak-kanak adalah masa yang paling menyenangkan, salah satu yang bisa dieksplorasi adalah dengan bersama-sama saling menyatakan perasaan. Dengan cara yang alami, tanpa sadar anak telah belajar satu tonggak penting dalam perkembangan berbahasanya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja
Jual Miras, Toko di Berbah Ditutup

Jual Miras, Toko di Berbah Ditutup

Jogjapolitan | 6 hours ago

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Konflik Israel di Gaza, China Serukan Gencatan Senjata

News
| Selasa, 16 April 2024, 19:07 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement