Advertisement

Waspadai Dampak Gaya Asuh Lawnmower Parents

Kusnul Isti Qomah
Kamis, 20 Juni 2019 - 11:22 WIB
Mediani Dyah Natalia
Waspadai Dampak Gaya Asuh Lawnmower Parents Siswa Olifant School belajar mandiri sejak dini dengan mencuci tangan sendiri belum lama ini./ Ist. - Olifant

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Salah satu yang menjadi perhatian dari orang tua di zaman sekarang adalah pengaruh lingkungan terhadap anak. Akibatnya, orang tua yang khawatir cenderung memperketat pengawasan sehingga mengatur kegiatan yang akan diikuti anak, mulai dari bangun pagi hingga tidur.

Head of Creative Development Program, Olifant School Mariana Hastuti mengatakan di beberapa media dibahas beberapa gaya pengasuhan. Salah satunya adalah orang tua yang menyediakan dan berusaha memenuhi segala kebutuhan anak. Tujuannya, anak memiliki jalan yang lancar dan mudah dalam mencapai keinginan mereka. Gaya pengasuhan “memotong” tantangan yang harus dihadapi anak ini disebut lawnmower parents.

Advertisement

"Lalu kenapa hal tersebut harus kita perhatikan, dan apa sebenarnya yang diperlukan anak kita dalam masa perkembangannya. Mengapa hal tersebut perlu kita perhatikan? Bukankah maksud dari orangtua adalah baik, untuk memastikan anak-anak meraih keinginan mereka? Apa efeknya bagi anak ketika kita menggunakan gaya asuh lawnmower parents?" ujar dia dalam rilisnya, Rabu (19/6).

Gaya asuh ini memiliki dampak yang tidak baik untuk anak. Pertama, anak menjadi tidak siap untuk hidup mandiri. Anak-anak tidak akan belajar, apa hal yang harus diselesaikan dan bagaimana cara menyelesaikan karena selama ini orang tua sudah menyediakan segala keperluannya, bahkan sebelum anak meminta.

Kedua, anak tidak memiliki kemampuan problem solving. Mereka akan sulit belajar bahkan mungkin tidak mengenal cara menyelesaikan persoalan atau mencari jalan keluar atas persoalan yang mereka miliki. "Pasalnya ketika mereka memiliki masalah dengan teman, orang lain dan lingkungannya, maka kita sebagai orang tualah yang akan dan sudah mencari jalan keluarnya, walaupun dengan alasan supaya anak kita tidak disakiti atau merasa kecewa," kata dia.

Ketiga, anak memiliki rasa percaya diri yang buruk karena segala sesuatu sudah disediakan dan dikerjakan oleh orang sehingga mereka tidak pernah berhasil melakukan sesuat. Konsep itu akan dibawa hingga dewasa. Akibatnya, ketika mereka memiliki tantangan dengan lingkungan, mereka akan merasa tidak mampu untuk menyelesaikannya. Anak tidak dibangun untuk memiliki mental yang kuat.

"Untuk lawnmower parents, rasa sakit anak adalah musuh, sedangkan anak memerlukan tantangan untuk mereka belajar bagaimana cara menghadapi dan mengatasi tantangan termasuk rasa sakit atau tidak nyaman yang harus dihadapi," kata dia.

 Sejak Dini

Ia mengatakan ada hal yang diperlukan anak-anak untuk memiliki mental yang kuat dan kepercayaan diri yang sangat penting untuk mereka di masa depan. Kepercayaan dan kesempatan untuk menolong dirinya sendiri serta kesempatan untuk anak melakukan sesuatu yang bisa memberikan kontribusi bagi lingkungannya dia.

Hal ini dapat dimulai dari hal yang paling sederhana misalnya memakai sepatu sendiri, merapikan tempat tidur sendiri, menyiapkan makananya, membantu membersihkan rumah, bertanggung jawab terhadap hal-hal kecil di rumah atau di sekolah. "Dengan kita memberikan kesempatan dan membiarkan anak-anak bertanggung jawab, hal tersebut akan memupuk kepercayaan dirinya dan rasa keberhasilan atas usahanya. Hal itu juga akan berpengaruh dalam proses nya meraih prestasi dalam sekolahnya," kata dia.

Anak juga perlu belajar untuk berkonflik, menghadapi konflik dan mencari jalan keluar atau problem solving. Perbedaan pendapat dan perbedaan keinginan dengan teman atau orang lain dapat menjadi jalan bagi anak-anak untuk belajar mencari win win solution bagi masing-masing pihak. Hal tersebut akan membantu juga anak-anak untuk belajar toleransi dan menghargai satu sama lain, tidak ingin menang sendiri.

Olifant sebagai sekolah yang memperhatikan perkembangan mental anak-anak, memiliki program pendampingan dari kecil untuk mengembangkan kemandirian, membangun rasa percaya diri, belajar menghadapi konflik dan menemukan problem solving dari kecil, sesuai dengan kemampuannya. Memberikan kepercayaan dan kesempatan pada anak sejak dini, akan sangat membantu untuk perkembangan mereka di kemudian hari. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Jelang Lebaran, PLN Hadirkan 40 SPKLU Baru di Jalur Mudik untuk Kenyamanan Pengguna Mobil Listrik

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 11:07 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement