Advertisement

Gelar Diskusi soal Kopi, Taman Pintar Datangkan Drummer Gilang Ramadhan

Lugas Subarkah
Senin, 09 Desember 2019 - 16:57 WIB
Arief Junianto
Gelar Diskusi soal Kopi, Taman Pintar Datangkan Drummer Gilang Ramadhan Gilang Ramadhan (dua dari kanan) berkisah soal kegiatannya di dunia musik dan kopi dalam Talk Show Coffee Talk yang digelar di halaman depan Taman Pintar, Minggu (8/12/2019). - Harian Jogja/Lugas Subarkah

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Dinamika kopi di Indonesia seolah tak pernah habis jadi bahan diskusi. Setidaknya itulah alasan kenapa Taman Pintar menggelar Talk Show Coffee Talk di halaman depan Taman Pintar, Minggu (8/12/2019). Dalam gelar wicara yang mengambil tema Secangkir Kopi Sejuta Cerita tersebut, sejumlah narasumber dihadirkan, yakni musikus sekaligus pengusaha kopi Gilang Ramadhan; penulis buku Road To Java Coffee Prawoto Indarto; serta Wakil Wali Kota Jogja Heroe Poerwadi.

Prawoto Indarto menjelaskan kopi awalnya berasal dari Etiopia, Afrika, yang dibawa Belanda sehingga bisa sampai tersebar ke seluruh penjuru dunia. "Pada 1706 tanaman kopi Jawa dibawa ke Amsterdam, lalu ke Perancis, Karibia, Suriname dan akirnya benua Amerika," ujar dia.

Advertisement

Bahkan di Amerika, kata dia, kata Java identik dengan kopi. Di sana ada ungkapan no java no work yang berarti tidak ada kopi tidak bekerja. Mereka sangat menghargai nilai historis, sehingga Java disematkan pada jenama kopi. "Ini sebenarnya potensi besar, tapi belum banyak yang memanfaatkan," katanya.

Adapun Gilang Ramadhan yang selama ini dikenal sebagai musikus dan kini tengah mengembangkan usaha kopi dengan brand GR Coffee mengaku tertarik dengan bisnis kopi karena saat ini di mana-mana orang suka kopi. "Pengin bikin pabrik drum tetapi harus nebang pohon, padahal saya konsep hidupnya menjaga hutan," ujarnya sembari tertawa.

Wakil Wali Kota Jogja Heroe Poerwadi mengatakan Kota Jogja sebenarnya tidak memiliki petani produsen kopi, tapi menjadi pasar sangat potensial untuk mengembangkan kopi. "Kami ingin kopi bukan menjadi barang eksklusif, tapi populer dan bisa dinikmati semua kalangan dimana saja," katanya.

Pemkot turut memeriahkan dinamika kopi di Kota Jogja dengan beberapa kali menghelat beberapa festival kopi terbesar, salah satunya adalah Malioboro Coffee Night Festival. Di acara tersebut, ratusan pegiat kopi menunjukkan produknya sembari mengedukasi masyarakat untuk ikut mebikmati kopi.

Selain diskusi, di sela-sela Talk Show Coffee Talk juga dipentaskan beberapa penampil, meliputi drum performance Gilang Ramadhan Studio Band, fashion show dari Yunet Batik, serta perkenalan T-Money dari BPD DIY sebagai wujud teknologi cashless dalam pembelian tiket.

Beberapa kedai kopi juga diundang dalam acara ini untuk mengedukasi pengunjung tentang kopi. Mereka membagikan sejumlah kopi terbatas yang memiliki cita rasa masing-masing. Selain itu pengunjung juga bisa mendapatkan doorprize.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah Perpanjang Kenaikan HET Beras Premium untuk Jaga Stok di Pasaran

News
| Selasa, 19 Maret 2024, 14:47 WIB

Advertisement

alt

Ribuan Wisatawan Saksikan Pawai Ogoh-Ogoh Rangkaian Hari Raya Nyepi d Badung Bali

Wisata
| Senin, 11 Maret 2024, 06:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement