Advertisement
Kemiringan Jalan 45 Derajat dan Diapit Jurang, Begini Ekstremnya Jalur Cinomati di Bantul
Sejumlah warga membantu mendorong mobil yang mogok karena tak kuat menanjak di jalur Cinomati, Pleret, Bantul, Sabtu (29/12/2018) - Harian Jogja/Hafit Yudi Suprobo
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL-Jalur Cinomati yang menghubungkan Kecamatan Pleret dan Dlingo di bantul kerap menjadi pilihan warga karena dianggap sebagai jalur pintas menuju sejumlah objek wisata di wilayah Bumi Projotamansari.
Padahal jalur tersebut terbilang curam. Cinomati bahkan tidak direkomendasikan untuk dilalui, terutama bagi kendaraan besar. Karena kontruksi medan yang sangat curam, berkelok, menurun dan menanjak.
Advertisement
Kasi Operasional SAR DIY Distrik Bantul, Bondan Supriyanto mencatat dalam sepekan terakhir, sejak tanggal 23 Desember sudah ada 750 kendaraan yang gagal menanjak. Terdiri dari 350 kendaraan roda empat dan lebih dari 400 kendaraan roda dua.
"Kebanyakan yang tidak kuat menanjak adalah kendaraan plat luar daerah. Mereka ndak hafal medan, karena mengikuti google maps," katanya pasa Senin (30/12/2019).
BACA JUGA
Dikatakannya, Jalur Cinomati memiliki panjang 1,3 kilometer. Jalur wisata menuju Mangunan, Bantul dan Gunungkidul itu termasuk yang paling berbahaya. Memiliki 42 kelokan dengan sisi kanan dan kiri merupakan tebing dan jurang.
Tikungan di Cinomati yang paling berbahaya sendiri, kata Bondan, ada dikelok 16 dan 17. Di kelokan tersebut, terdapat tanjakan curam dengan tingkat kemiringan jalan mencapai 45 derajat. Ia pun menyarankan jika ada kendaraan yang akan anik harus ambil persiapan dari bawah.
"Kami sarankan kendaraan yang mau naik, lebih baik ancang-ancang dari bawah, menggunakan gigi kecil, termasuk juga yang matic," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




