Advertisement

Tak Langsung ke Gunung, Semua Pantauan Merapi Lewat Pos Pengamatan

Muhammad Nadhir Attamimi
Sabtu, 30 Mei 2020 - 03:37 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Tak Langsung ke Gunung, Semua Pantauan Merapi Lewat Pos Pengamatan Warga Kalitengah Lor, Glagaharjo, Cangkringan tetap mencari rumput di area Objek Wisata Bukit Klangon pasca erupsi Gunung Merapi yang ketiga kali, Sabtu (28/3/2020) pagi. - Ist

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMANĀ - Sejak penetapan jarak aman radius 3 kilometer dari puncak saat penetapan status waspada atau level III, seluruh pemantauan aktivitas Gunung Merapi melalui dua pos pengamatan yakni pos Kaliurang dan Babadan. Pemantauan dilakukan selama 24 jam penuh.

Pun demikian, tak ada lagi petugas yang diperbolehkan melakukan aktivitas mendekati Gunung Merapi, terlebih naik ke puncak melakukan pemantauan. Hal itu disampaikan oleh Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida.

Advertisement

"Tidak ada [pemantauan ke gunung langsung]. Karena data sudah terkirim semua dari lapangan, baik ke pos pengamatan maupun BPPTKG," paparnya.

Ia mengungkapkan metode pemantauan Gunung Merapi cukup lengkap mulai dari metode seismik, deformasi, geokimia hingga visual. "Semua hasil pemantauan terkirim melalui online," papar dia.

Hanik mengungkapkan selama pandemi ini, pihaknya sudah tidak menerima kunjungan ke pos-pos pengamatan seperti biasanya. Semua informasi akan tetap disajikan melalui media sosial, radio, hingga website.

Hasil pengamatan BPPTKG per Jumat (29/5/2020) kemarin, aktivitas kegempaan terjadi guguran 1 kali dengan amplitudo 4 mm berdurasi 17.92 detik, hembusan 1 kali dengan amplitudo 3 mm berdurasi 20.48 detik, hybrid atau fase banyak 2 kali amplitudo 2-10 mm, S-P : 0.3-0.41 detik berdirasi 6.84-7.92 detik dan tektonik jauh 1 kali ammplitudo 2 mm, S-P: 19.68 detik berdurasi 52.36 detik.

Sementara kondisi visual, asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 400 m di atas puncak kawah. Potensi ancaman bahaya saat ini berupa luncuran awan panas dari runtuhnya kubah lava dan jatuhan material vulkanik dari letusan eksplosif.

BPPTKG merekomendasikan area aman dalam radius 3 km dari puncak Gunung Merapi agar tidak ada aktivitas manusia, masyarakat agar mengantisipasi bahaya abu vulkanik dari kejadian awanpanas maupun letusan eksplosif dan masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Darurat, Kasus Demam Berdarah di Amerika Tembus 5,2 Juta, 1.800 Orang Meninggal

News
| Jum'at, 19 April 2024, 20:27 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement