Advertisement
Empat Pamong di Gunungkidul Dikarantina Setelah Kontak dengan Pasien Positif Covid-19

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL--Sejumlah pamong di Gunungkidul kini menjalani karantina setelah kontak dengan pasien positif Corona.
Empat Pamong di Kalurahan Ngeposari, Kapanewon Semanu terpaksa melakukan karantina mandiri dan memilih bekerja dari rumah (Work From Home).
Advertisement
Pasalnya, keempat Pamong antara lain lurah, kamituwo, pangripno dan juga petugas pengelola Sistem Informasi Desa sempat melakukan kontak dengan seorang warganya dinyatakan positif Covid-19.
Panewu Semanu, Huntoro menjelaskan, Selasa (8/9/2020) kemarin warga Ngeposari dinyatakan positif. Dia adalah seorang wanita yang memiliki riwayat perjalanan baru pulang dari Bogor.
Dalam setahun terakhir, wanita yang dinyatakan positif tersebut tinggal di dua kota tempat kedua anaknya tinggal.
"Ibu itu kadang tinggal di Jakarta, kadang di Bogor," ujarnya, Kamis (10/9/2020) ketika ditemui di kantornya.
Kemudian wanita tersebut datang ke balai desa untuk melakukan skrining awal sebelum masuk ke kampungnya. Dalam skrining tersebut, sang wanita lantas dilakukan rapid test yang hasilnya reaktif. Kemudian diambil swab test di mana hasilnya dinyatakan positif.
Mendapati hal ini, UPT Puskesmas Semanu kemudian melaksanakan tracing terhadap warga yang melakukan kontak langsung.
Empat di antaranya yakni pamong di Kelurahan Ngeposari. Keempatnya sudah dirapid, hasilnya non reaktif namun pihaknya merekomendasikan untuk karantina mandiri hingga rapid kedua.
BACA JUGA: Ratu Kraton Jogja GKR Hemas soal Tambang: Aku Anyel, Rasane Kaya Diapusi
"Ini bentuk antisipasi kami atas penyebaran Covid-19," ujar Huntoro.
Kendati 4 Pamong termasuk lurah harus WFH namun pelayanan terpaksa tetap dilakukan di Kantor Kalurahan.
Bahkan, Kamis pagi tadi, sebanyak 154 warga dari 19 padukuhan di Ngeposari mendatangi balai desa untuk mengambil Bantuan Langsung Tunai tahap dua yang bersumber dari alokasi Dana Desa.
Ia beralasan tetap menyalurkan BLT karena harus segera disalurkan untuk pertanggungjawaban ke Kementrian. Pihaknya pun meminta pamong yang melakukan pelayanan menggunakan protokol ketat penanggulangan Covid-19.
Di antaranya, mewajibkan warga yang datang untuk cuci tangan dan juga pengecekan suhu tubuh serta pengaturan jaga jarak.
"Selain itu juga warga yang datang harus mengenakan masker. Paling tidak agenda pembagian bantuan tetap terlaksana dan minim risiko penularan," imbuh Huntoro.
Menurutnya, langkah pembagian langsung ini dilaksanakan di kantor kalurahan karena tidak ada solusi lain. Jika diantar secara langsung, lanjut Huntoro justru akan menimbulkan kecurigaan.
Meski sebenarnya bisa diantar langsung tetapi nanti warga curiga agar tidak menimbulkan fitnah.
"Kadang itu mereka malah bisa ngasih uang ke yang antar, soal bantuan ini sensitif makanya kami ambil jalan tengah," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali: 4 Penumpang DItemukan Meninggal Dunia, 38 Orang Hilang
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Pelatih PSIM Jogja Van Gastel Soroti Perbedaan Sepak Bola Indonesia dan Belanda, Singgung Pembinaan Usia Dini
- Masih Ada Sekolah Negeri Kekurangan Siswa di Kota Jogja, Hasto Wardoyo Upayakan Peningkatan Kualitas
- Tol Jogja-Solo Ruas Klaten-Prambanan Resmi Dibuka, Jasamarga Pastikan Telah Mengantongi Sertifikat Laik Operasi
- Lowongan Kerja PMI DIY: Ini Formasi dan Syarat Pendaftarannya
- Kemarau Basah Bikin Jasa Pengiriman Air di Gunungkidul Sepi Orderan
Advertisement
Advertisement