Advertisement
Warga Bantul Diminta Waspada Ancaman Badai La Nina

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul tengah mempersiapkan kemungkinan Bantul sebagai daerah paling terdampak badai La Nina. Hujan akan lebih sering turun dan ancaman banjir maupun longsor mengintai.
Kepala BPBD Bantul, Dwi Daryanto, mengatakan Bantul berada di perbatasan samudera sehingga lebih terdampak La Nina. Ancaman paling besar adalah angin kencang, gelombang air laut tinggi, dan curah hujan tinggi.
Advertisement
Angin dan curah hujan berpotensi menyebabkan bencana seperti banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang, “Kami sudah mempersiapkan adanya ancaman badai La Nina. Rencananya Rabu besok kami akan akan ada rapat khusus untuk membahas ancaman La Nina,” kata Dwi Daryanto, Senin (12/10/2020)
BACA JUGA: Polisi Tangkap Ketua KAMI Cabang Medan, Ini Penjelasan Kapolda Sumut
Beberapa antisipasi yang disiapkan adalah pengerukan sungai serta pemangkasan dahan dan ranting pohon yang terlalu rimbun, “Supaya ketika badai La Nina datang tidak memakan korban,” ucap Dwi.
Selain itu, jawatannya juga meminta semua sukerelawan kebencanaan yang ada di desa-desa untuk memastikan titik-titik rawan longsor terutama di wilayah perbukitan seperti di Kecamatan Imogiri, Dlingo, Piyungan, dan Pundong. Dwi meminta masyarakat tidak mengandalkan alat early warning system (EWS). Sebab EWS yang ada saat ini masih jauh dari mencukupi dan jarak EWS juga hanya 1-2 kilometer. Sementara EWS yang ada hanya 10 unit.
BACA JUGA: Bantul Bolehkan Konsultasi Belajar Tatap Muka
Kepala Stasiun Klimatologi (Staklim) Mlati BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas, mengatakan fenomena La Nina, kata dia, ditandai dengan mendingannya suhu muka laut di wilayah perairan Pasifik bagian tengah di sekitar equator. Saat ini terpantau anomali suhu muka lautnya - 0.99 derajat Celsius sehingga sudah masuk fase fenomena La Nina lemah. BMKG memprediksi sampai Februari 2021 akan berkembang menjadi La Nina sedang.
“Dengan adanya fenomena La Nina lemah hingga sedang di DIY, umumnya hujan dan intensitas curah hujan juga bertambah sehingga akumulasi curah hujan bulanan diprediksikan bisa bertambah hingga 40 persen dari normal,” kata Reni.
Ia mengimbau masyarakat atau wisatawan tidak beraktivitas di bibir pantai saat cuaca berawan, mendung, apalagi hujan lebat.
Selain itu masyarakat juga tidak beraktivitas di hilir sungai manakala mengetahui mendung gelap di atas huku. “Karena biasanya di hulu akan terjadi hujan lebat, sehingga mengakibatkan banjir bandang di hilir,” kata Reni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Diskon 50 Persen Harga Tiket Kapal Laut Berlaku hingga 31 Juli 2025
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Terima Penataan, Warga Tegal Lempuyangan Minta Bisa Rayakan Hari Kemerdekaan Terakhir
- Jadwal dan Tarif DAMRI dari Jogja ke Bandara YIA hingga Kebumen
- DPUPKP Jogja Bakal Merehabilitasi Sejumlah Talud Sungai Bulan Depan
- Empat Jabatan Lurah di Gunungkidul Kosong, Pemkab Tunggu Aturan Pusat untuk PAW
- Top Ten News Harianjogja.com, Rabu 18 Juni 2025, Pencairan BSU, PHK di Sleman, hingga SPMB
Advertisement
Advertisement