Penambangan di Merapi Diklaim Berhenti, Truk Pengangkut Pasir Masih Berkeliaran
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN--Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman menyatakan jika aktivitas penambangan yang sudah mengantongi izin dan menggunakan alat berat yang berada di lereng Gunung Merapi wilayah kabupaten Sleman sudah berhenti.
Kepala Seksi Mitigasi Bencana BPBD Sleman Joko Lelono mengatakan jika berdasarkan hasil pemantauan helikopter yang dilakukan oleh BPBD Sleman dan BPPTKG diketahui jika aktivitas penambangan yang menggunakan alat berat sudah berhenti.
Advertisement
"Kalau untuk tambang yang ada di lereng Merapi berizin, artinya, yang menggunakan alat berat, semuanya sudah berhenti," ujar Joko saat dikonfirmasi pada Jumat (27/11/2020).
Berdasarkan pantauan helikopter yang dilakukan oleh BPBD DIY, BPBD Sleman, dan BPPTKG diakui oleh Joko memang masih terdapat sejumlah aktivis tambang yakni truk untuk mengangkut hasil tambang.
"Untuk hasil pemantauan di helikopter memang masih ada kegiatan aktivitas tambang yakni truk untuk mengangkut hasil tambang. Memang depo-depo pasir yang masih berkegiatan," terangnya.
"Truk tambang masih terdapat di jalan-jalan, karena truk ambil dari penambangan manual kemudian dibawa ke depo. Dari depo diangkut ke luar. Sehingga di jalan masih ditemukan angkutan-angkutan tambang. Kalau tambangnya sendiri sudah dihentikan," sambung Joko.
Ketika disinggung mengenai upaya penghentian penambangan manual, BPBD Sleman memang sedang berkoordinasi dengan desa untuk mengambil langkah agar masyarakat yang berprofesi sebagai penambang manual mendapatkan solusi.
"Kita upayakan untuk menghentikan aktivitas tambang. Dengan tidak adanya aktivitas penambangan manual, diharapkan tidak ada truk penambangan yang beroperasi masuk di wilayah rawan bencana," terangnya.
BACA JUGA: Masa Lalu Rizieq Shihab: Berkawan dengan Pendeta, Pernah Belajar di Sekolah Kristen
Untuk rencana penghentian tambang manual, pihaknya akan bekerjasama dengan desa yang memiliki masyarakat yang berprofesi sebagai penambang.
"Yang jadi permasalahan adalah depo. Depo meminta masyarakat untuk setor ke mereka. Karena truk tidak bisa masuk ke lokasi tambang akhirnya mengambil ke depo, depo kebutuhannya tinggi. Akhirnya mereka yang meminta penambang rakyat untuk nyetor ke depo," pungkasnya.
Camat Cangkringan Suparmono sebelumnya mengatakan jika pihaknya sudah membuat surat edaran agar penambangan galian C di wilayah Cangkringan dihentikan untuk sementara menyusul status Gunung Merapi menjadi siaga (level tiga).
"Nanti akan kami minta dari polsek untuk cek lagi. Intinya semua tutup. Kecamatan juga sudah membuat surat penambangan di Kali Gendol untuk ditutup. Nanti saya informasikan lagi ke pak lurah dan kapolsek untuk ditindaklanjuti. Intinya sudah minta tutup semua," terang Suparmono.
Pihaknya juga sedang mencari solusi bagi warga yang notabene hanya berprofesi sebagai penambang pasir. Terlebih, menambang pasir menjadi satu-satunya sumber nafkah bagi sebagian warga. "Nanti tak diskusikan lagi sama kelurahan, bagaimana mencari jalan keluar terbaiknya," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Tegaskan Tak Ada Penyertaan Modal kepada Aneka Dharma untuk Proyek ITF Bawuran
- Warga Keluhkan Pembakaran Sampah oleh Transporter, DLH Bantul Siap Bertindak
- 2 Sekolah di Kulonprogo Ini Berpotensi Terdampak Pembangunan Tol Solo-Jogja-YIA
- Viral Aksi Mesum Parkiran Abu Bakar Ali Jogja, Satpol PP Dorong Adanya Kontrol Sosial
- Pemkot Berkomitmen Selesaikan Sampah dari Hulu sampai Hilir
Advertisement
Advertisement