Advertisement
Belasan Perahu Tiap Hari Angkut Tambang Pasir Ilegal di Pesisir Bantul
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL--Penambangan pasir pantai yang diduga ilegal masih terjadi di pesisir selatan Bantul. Bila tidak segera ditindak tegas, dikhawatirkan lingkungan dan habitat asli penyu akan rusak.
Panewu Kretek, Cahyo Widodo menuturkan jumlah penambang pasir yang ada di kawasan pantai jauh lebih berkurang dari sebelumnya. Hal itu karena dipulangkannya sejumlah penambang pasir ahli yang kebanyakan berasal dari Bojonegoro, Jawa Timur. "Sebelumnya penambang-penambang itu mendatangkan tenaga dari Bojonegeoro. Itu sudah kami stop, karena penambang dari Bojonegoro itu penambangnya super, dia bisa menyelam sampai dalam. Itu sudah kami kurangi, jadi sudah berkurang jumlahnya penambang," tegasnya pada Senin (12/4/2021).
Advertisement
Aktivitas penambangan seharusnya sudah berhenti di kawasan Kretek. Cahyo menuturkan saat rapat sosiasliasi pengembangan Jembatan Kretek 2 di Balai Desa Parangtritis sudah disampaikan aktivitas penambangan harus berhenti jika proyek sudah mulai. "Setelah ada pembangunan jembatan maka penambangan dihentikan," terangnya.
BACA JUGA: Gelombang Pemudik Diperkirakan Tiba di Jogja 2 Pekan Sebelum Lebaran
"Itu sudah berkurang dari yang kemarin. Dulunya katakanlah levelnya besar, berkurang dengan dikurangi orang Bojonegroo, sekarang berkurang lagi, sudah enggak banyak lagi sebelum ada pembangunan jembatan. Sekarang kan sandaran juga tidak ada, sandaran untuk penambangan," tuturnya.
Cahyo akan menyampaikan temuan adanya penambangan pasir ke Satpol PP DIY untuk ditindaklanjuti. "Kalau legal ilegalnya bukan dari Kapanewon yang mengeluarkan perizinan. Bukan kewenangan dan bukan ranah kami. Jadi ini kita sebagai bahan koordinasi kita dengan Satpol PP DIY selaku yang menguasai soal itu," tegasnya
Seorang warga Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden, Murtijo mengatakan penambangan pasir pantai dilakukan penambang dengan mengeruk pasir di area gumuk pasir pemisah Laguna Pantai Samas dengan laut selatan. Murtijo khawatir penambangan akan merusak kawasan hutan mangrove dan gumuk pasir dekat laguna yang menjadi habitat bertelur penyu. "Setiap hari ada belasan perahu yang menambang gumuk pasir. Tepatnya disisi barat muara Sungai Opak," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Kamis 25 April 2024: Hujan Lebat Sleman dan Gunungkidul
- Jadwal Layanan Samsat Keliling Jogja Kamis 25 April 2024
- Jadwal Pemadaman Listrik Kamis 25 April 2024, Giliran Sleman, Kota Jogja dan Kulonprogo
- Top 7 News Harianjogja.com Kamis 25 April 2024: Kasus Penggelapan Pajak hingga Sosialisasi Tol Jogja-YIA
- Program Transmigrasi, DIY Dapat Kuota 16 Kepala Keluarga
Advertisement
Advertisement