Advertisement
Sudah 10 Tahun Tapi Dinilai Belum Berdampak, Dewan Kulonprogo Desak Evaluasi Program Bedah Menoreh
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO--Anggota DPRD Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Wisnu Prasetya meminta pemerintah setempat mengevaluasi kembali program bedah Menoreh supaya membawa dampak terhadap peningkatan ekonomi di wilayah utara.
Wisnu Prasetya di Kulonprogo, Selasa (27/4/2021), mengatakan semangat program bedah Menoreh itu adalah membedah kemiskinan, membedah potensi wisata, membedah budaya, membedah potensi lokal, dan membedah infrastruktur.
Advertisement
"Program bedah Menoreh ini gaungnya hampir 10 tahun, tapi dampak yang dirasakan oleh masyarakat ini belum ada. Jangan sampai bedah Menoreh ini untuk pencitraan. Kami minta Pemkab Kulonprogo benar-benar mengevaluasi kembali program bedah Menoreh, minimal kembali ke semangat pembangunannya," kata Wisnu.
BACA JUGA: Ribuan Siswa SD di Kulonprogo Sudah Simulasi Sekolah Tatap Muka
Ia mengatakan saat ini angka kemiskinan di kawasan Bukit Menoreh sangat tinggi, apalagi dengan adanya pandemi COVID-19. Kecamatan yang ada di wilayah Bukit Menoreh, yakni Kokap, Girimulyo, Samigaluh, dan Nanggulan. Begitu juga dengan infrastruktur jalan sangat tidak layak, baik jalan kabupaten primer satu dan primer dua, jalan provinsi juga belum memenuhi standar.
"Jalan-jalan di kawasan Perbukitan Menoreh masih sangat tidak layak, karena anggaran fokus di wilayah selatan. Pemkab ini setengah hati dalam program bedah Menoreh," katanya.
Selanjutnya, Bbedah Menoreh sektor pariwisata juga tidak maksimal. Gua Kiskendo, Soroloyo, Kebun Teh Nglinggo, dan Tritis, serta desa-desa wisata juga belum digarap secara maksimal. Pemkab Kulon Progo melalui dinas teknis harus fokus membangun satu potensi yang bisa menjadi ikon dan bisa mendongkrak kunjungan wisatawan.
"Kami minta objek wisata di wilayah Perbukitan Menoreh diperhatikan, dan dibangunkan jalan pendukung," kata anggota Fraksi Golkar ini.
Kemudian bedah ekonomi, menurut Wisnu juga belum ada kebijakan yang revolusioner. Misalnya, gerakan pemanfaatan untuk pangan, dan budi daya lele atau jenis ikan lainnya untuk mensuplai program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), tapi kenyataannya dipasok dari kecamatan lain.
"Artinya tidak ada program pemberdayaan ekonomi masyarakat, jadi kami mohon pemkab membenahi program pemberdayaan masyarakat, khususnya di wilayah Bukit Menoreh supaya ekonomi mereka bangkit, dan tidak menggantungkan bantuan pemerintah," katanya.
Sebelumnya, Kepala DPUKP Kulon Progo Gusdi Hartono mengatakan pembangunan infrastruktur jalur bedah Menoreh ini bertujuan untuk mempermudah akses wisatawan untuk berkunjung ke Candi Borobudur dari bandara baru.
Jalur Bedah Menoreh tersebut akan menyentuh desa-desa yang terdapat obyek wisata, antara lain ada Waduk Sermo, Kali Biru, Kedung Pedut, Gua Kiskendo, Sendratari Sugirwo Subali, Kebun Teh Tritis, Suroloyo, hingga Sendangsono.
"Semangat pembangunan Jalan Bedah Menoreh adalah membedah kemiskinan, membedah budaya, hingga membedah pariwisata dalam rangka mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Rekrutmen Badan Ad Hoc Pilkada 2024 Dimulai, Bawaslu DIY Beri Catatan Ini untuk KPU
- Pelaku UMKM di Jogja Didorong Segera Urus Sertifikasi Halal Sebelum Oktober 2024
- Info Stok Darah dan Jadwal Donor Darah Rabu 24 April 2024 di PMI se-DIY
- 4 Produk Lokal DIY Mendapatkan Sertifikasi Indikasi Geografis, Ini Manfaatnya
- Budayawan di Jogja Dilibatkan Pembuatan Maskot Pilkada 2024
Advertisement
Advertisement