Advertisement
Generator Oksigen RSUD NAS Kulonprogo Mampu Hasilkan 40 Tabung Per Hari

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO-- Generator oksigen yang berada di RSUD Nyi Ageng Serang resmi beroperasi pada Jumat (13/8/2021). Dalam sehari, generator oksigen mampu mengisi oksigen sebanyak 40 tabung dengan ukuran besar. Kebutuhan oksigen di wilayah Kabupaten Kulonprogo harapannya mampu terpenuhi dengan kehadiran oksigen.
Bupati Kulonprogo Sutedjo mengatakan kebutuhan rata-rata oksigen di RSUD Nyi Ageng Serang satu hari mencapai 33 tabung besar. Sehingga, kuota sisanya bisa digunakan untuk RS lainnya yang membutuhkan oksigen.
Advertisement
"Pemerintah Kabupaten Kulonprogo menganggarkan dana dari anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) penanganan Covid-19 sebesar Rp3,5 miliar untuk pengadaan alat generator oksigen tersebut," kata Sutedjo pada Jumat (13/8/2021).
Baca juga: Pemkot Jogja Berencana Terapkan One Gate System untuk Seluruh Bus Pariwisata. Begini Teknisnya
Kehadiran generator oksigen yang ada di RSUD Nyi Ageng Serang menjadi angin segar bagi kebutuhan oksigen di kabupaten Kulonprogo. Diharapkan, tidak ada warga di kabupaten Kulonprogo yabg mengembuskan nafas terakhirnya karena kehabisan oksigen.
"Terlebih lagi kebutuhan oksigen bagi pasien positif Covid-19 yang sedang mendapatkan perawatan medis di RS rujukan maupun di isolasi terpusat di Kabupaten Kulonprogo mampu terpenuhi dengan baik," kata Sutedjo.
Kepala Cabang PT Rajawali Nusindo Yogyakarta, Fajar N Afianto menjelaskan alat generator oksigen di RSUD NAS berkapasitas 200 liter per menit. Sehingga, dalam kurun waktu satu hari, generator oksigen dapat menghasilkan sekitar 40 tabung besar dengan kapasitas enam meter kubik per tabung.
Baca juga: Duh..Belum Ada Satupun Kalurahan di DIY Mencairkan Danais untuk Penanganan Covid-19
"Alat generator oksigen ini buatan Indonesia sebagaimana arahan dari pemerintah, yakni diproduksi oleh PT Poly Jaya Medikal dari wilayah Jawa Barat," kata Fajar.
PT RNI menyarankan agar operasional alat generator bekerja selama maksimal 22 jam per hari. Sehingga, pihaknya tidak disarankan secara maksimal selama 24 jam untuk menjaga kondisi alatnya tetap baik.
"Kami telah melakukan pelatihan secara berkala terhadap sepuluh orang dari RSUD NAS. Untuk operator, kami sudah melakukan pelatihan berkala selama dua hari yang lalu dan memang harus memiliki keahlian khusus," kata Fajar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

KPK Sebut Nomor Ponsel Hasto Kristiyanto Ternyata Bernama Sri Rejeki Hastomo, Ini Komentarnya
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Perubahan Rute Uji Coba Transportasi Bus Listrik di Malioboro, Sebelumnya Ngabean Beralih ke Kotabaru
- Laga Hidup Mati PSIS Semarang vs PSS Sleman, Penentu Masa Depan Laskar Mahesa Jenar dan Super Elja di Liga 1
- 10 Kalurahan di Gunungkidul Dinyatakan Lunas PBB, Ini Rinciannya
- Dampak Hujan dan Angin Kencang di Sleman, Pohon hingga Bangunan Pagar Roboh
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Jumat 9 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Lempuyangan hingga Purwosari
Advertisement