Advertisement

Dibawa Kabur, Hasil Panen Petani Nawungan Rp348 Juta Belum Juga Dibayar

Jumali
Senin, 13 September 2021 - 06:37 WIB
Sunartono
Dibawa Kabur, Hasil Panen Petani Nawungan Rp348 Juta Belum Juga Dibayar Petani di Dusun Nawungan, Selopamioro, Imogiri, Bantul memanen bawang merah organik, Jumat (22/6/2018) lalu. - Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL - Penyelesaian pembayaran sisa hasil panen bawang merah petani di Nawungan, Selopamioro, Imogiri, Bantul, mandek. Hingga kini, petani mengaku belum mendapatkan kejelasan, kapan sisa uang senilai Rp348 juta yang belum dibayarkan oleh pihak ketiga kapan akan dibayarkan.

“Sampai saat ini kami masih menunggu. Kemarin katanya ditangani oleh tim investigasi dari Pemkab Bantul, tapi sampai saat ini juga belum ada kabar perkembangan dan kepastiannya,” kata Dukuh Nawungan 1, Selopamioro, Imogiri, Jurianto, Minggu (12/9/2021).

Advertisement

BACA JUGA : Terungkap! Ini Identitas Pihak Ketiga yang Tak Bayar

Jurianto juga menyatakan sampai saat ini pihaknya belum menerima surat tembusan dari Sigit Sartono, selaku pembeli bawang merah tertanggal 2 September 2021 yang menyatakan jika penjualan yang dilakukan oleh Sigit Sartono hanya sekitar 20 ton dan diklaim oleh Sigit Sartono sudah dibayarkan ke petani. Sedangkan sisanya, sebanyak 7 ton, Sigit mengklaim penjualannya dilakukan oleh Jambul, dan sampai saat ini belum dibayarkan.

“Tidak ada surat ke kami. Tidak ada tembusan juga. Jadi sampai saat ini kami masih belum menerima sisa kekurangan yang ada,” jelas Jurianto.

Klaim Sudah Bayar

Di sisi lain, Sigit Sartono sendiri telah mengirimkan surat ke Bupati Bantul yang ditembuskan kepada Ketua DPRD Bantul, Kapolres Bantul, Kepala Kejaksaan Bantul, Kepala Dinas Pertanian Bantul, Kepala Satpol PP Bantul, Dukuh dan petani bawang merah Nawungan tertanggal 2 September 2021. Dalam surat yang juga dilampirkan laporan penjualan bawang merah Nawungan, disebutkan jika Sigit menyatakan jika permasalahan keterlambatan pembayaran pelunasan dikarenakan penjualan bawang merah oleh Jambul sampai saat ini belum terbayarkan.

BACA JUGA : Penjualan Hasil Panen Tak Dibayar, Petani Bawang Merah

“Penjualan bawang merah oleh saudara Jambul 7 ton sampai saat ini belum terbayarkan. Penjualan yang saya lakukan hanya 20 ton sudah dibayarkan ke petani,” tulis Sigit dalam surat tersebut.

Sigit sendiri menyerahkan penyelesaian permasalahan pembayaran pelunasan kepada kuasa hukumnya, yakni Andri Nugroho. Namun, nomor telepon Andri Nugroho yang dicantumkan oleh Sigit, tidak bisa dihubungi. Beberapa kali Harian Jogja menghubungi, nomor yang ada di surat tersebut tidak tersambung.

Plt Asisten Pemerintahan Setda Bantul Hermawan Setiaji membenarkan jika Pemkab Bantul telah membentuk tim investigasi untuk masalah pembayaran panen petani yang belum dibayarkan. Hanya saja, Hermawan enggan mengungkapkan unsur mana saja yang masuk dalam tim investigasi tersebut.

"Sejauh ini tim masih jalan, Mas. Pemkab berkomitmen untuk membantu fasilitasi penyelesaian masalah. Kami ingin masalah ini cepat selesai. Hanya saja, komunikasi dengan pihak pembeli, yang tahu persis Dinas Pertanian, Mas," kata Hermawan.

Persoalan belum dibayarkannya uang senilai Rp348 juta dari pihak ketiga kepada petani Nawungan mencuat setelah Dukuh Nawungan, Selopamioro, Imogiri, Jurianto angkat bicara.

Jurianto mengatakan, saat panen raya, Mei lalu, datanglah pedagang besar dan menjanjikan akan membantu petani dengan jalan membeli bawang merah. “Namun dalam perkembangannya, mereka tidak membayarkan semua.

Dengan persoalan ini, Jurianto menambahkan, petani telah berusaha agar uang senilai Rp348 juta bisa segera dicairkan. Salah satunya adalah dengan menggelar mediasi dengan melibatkan DP2KP Bantul.

BACA JUGA : Hasil Panen Ratusan Juta Petani Nawungan Tak Dibayar

“Sudah satu bulan lebih namun belum juga dibayar. Padahal, kan mereka butuh uang itu secepatnya untuk membayar cicilan yang jatuh tempo,” terang Jurianto.

Jurianto berharap, pembayaran pembelian bawang merah pada bulan Mei tersebut bisa dibayarkan dalam waktu dekat. Sebab, petani saat ini sudah sangat kesulitan. “Karena sudah dikejar-kejar cicilan yang jatuh tempo. Selain itu, dana itu kan dibutuhkan petani, apalagi saat ini PPKM,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Sejumlah Kendaraan Hilang Tersapu Banjir Bandang di Sukabumi

News
| Kamis, 05 Desember 2024, 00:07 WIB

Advertisement

alt

Berkunjung ke Chengdu Melihat Penangkaran Panda

Wisata
| Sabtu, 30 November 2024, 21:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement