Advertisement
Kesenian di Kalurahan Kemiri Diabadikan Lewat Dokumentasi Bersejarah
Advertisement
Harianjogja.com, TANJUNGSARI – Tim Pengabdian dan Kemitraan Masyarakat (PKM), Prodi Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, UNS membantu proses penelusuran sejarah perkembangan seni dan budaya di Kalurahan Kemiri, Tanjungsari. Hasil pendokumentasian ini dijadikan koleksi di Sanggar Tresna Budaya di kalurahan setempat.
Tim pengabdian yang terdiri dari Dosen Ilmu Sejarah, UNS Asti Kurniawati, Yusana Sasannti Dadtun dan Hayu Adi Darmarastri melakukan pengumpulan dokumen bersejarah berupa foto-foto tentang kegiatan seni dan budaya yang berlangsung sejak 1970 hingga awal 2000. Penelusuran sumber sejarah ini dilakukan sejak Agustus dan berakhir pada minggu pertama September.
Advertisement
BACA JUGA : TBY Terbitkan Buku Wayang Topeng
Ketua PKM, Asti Kurniawati mengatakan, kegiatan seni budaya di Kalurahan Kemiri mengakar kuat di masyarakat. Meski keberadaan sanggar sebagai wadah kegiatan yang diberinama Tresna Budaya baru didirikan di 2014 lalu, namun seni tradisi yang ada memiliki sejarah yang panjang dan berlangsung secara turun temurun.
“Buktinya setelah kami lakukan penelusuran banyak foto-foto kegiatan kesenian dan budaya di masyarakat. contohnya ada beberapa yang terselenggara di antara waktu 1970-1980,” katanya, Jumat (17/9/2021).
Dia menjelaskan, kegiatan pendokumentasian seni adat dan tradisi ini sebagai upaya penguatan ketahanan budaya bagi masyarakat di Kalurahan Kemiri. Oleh karenanya, hasil dari penelusuran diserahkan ke sanggar untuk dijadikan koleksi serta menjadi bagian dalam upaya pelestarian.
“Harapannya bisa memberikan spirit bagi masyarakat untuk terus berkarya serta tidak meninggalkan nilai-nilai seni dan tradisi yang sudah berlangsung secara turun temurun,” ungkapnya.
Pelatih di Sanggar Tresna Budaya, Eni Suhartini mengaku senang dengan proses pendokumentasian sejarah seni dan tradisi di Kalurahan Kemiri oleh Tim PKM, Prodi Ilmu Sejarah dari UNS. Pasalnya, melalui dokumentasi yang dikumpulkan menjadi bukti bahwa seni dan tradisi sudah berkembang sejak lama. Hal ini dibuktikan dengan adanya foto-foto kegiatan yang berlangsung di masyarakat.
BACA JUGA : Festival Arsip IVAA Ephemera Angkat Sejarah Dipowinatan
“Hasilnya sudah diserahkan ke kami dan jadi koleksi di sanggar,” katanya.
Eni menambahkan, upaya melestarikan seni dan tradisi terus dilaksanakan hingga sekarang. Hampir setiap minggu anggota yang terdiri dari anak-anak terus berlatih untuk mengasah kemampuan mulai dari kemahiran menari hingga karawitan. “Kami terus berupaya agar kesenian yang diwariskan oleh leluhur tetap bisa eksis di masyarakat,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Tidak Hanya di Pusat Kota, Asita DIY Ajak Wisatawan Menginap Hotel di Kulonprogo
Advertisement
Berita Populer
- Kasus Tanah Kas Desa di Gunungkidul, Lurah Sampang Non-aktif Terancam Dipecat
- Tiga Wisatawan Asal Kediri Terseret Ombak di Pantai Parangtritis, Begini Kondisinya
- Pengunjung Pantai di Gunungkidul saat Malam Pergantian Tahun Tak Seramai Tahun Lalu, Ini Penyebabnya
- Hewan Ternak, Penyakit Mulut dan Kuku di Sleman Mencapai 282 Kasus
- 10 Proyek Strategis Pemkot Jogja 2024 Rampung
Advertisement
Advertisement