Advertisement

Begini Kronologi Guru & Siswa SMK di Sedayu Tertular Covid-19 saat PTM

Jumali
Rabu, 27 Oktober 2021 - 10:37 WIB
Sunartono
Begini Kronologi Guru & Siswa SMK di Sedayu Tertular Covid-19 saat PTM Ilustrasi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL--Sebanyak 5 siswa dan seorang guru di SMKN 1 Sedayu, Bantul positif Covid-19. Mereka tertular dari satu siswa yang ditracing nekat masuk sekolah, padahal hasil swab PCR belum keluar. Setelah hasil swab PCR keluar, siswa tersebut ternyata positif Covid-19.

Panewu Sedayu Lukas Sumanasa menjelaskan penularan di lingkungan SMKN 1 Sedayu Bantul itu berawal dari salah satu siswa kelas X yang masuk sekolah saat PTM. Padahal siswa tersebut merupakan salah satu dari 30 orang yang terkena tracing atau kontak erat dengan delapan orang positif di SD N Sukoharjo, Sedayu. Saat itu siswa tersebut sudah menjalani tes PCR namun belum keluar hasilnya.

Advertisement

BACA JUGA : Klaster Takziah Sedayu: 5 Siswa & 1 Guru SMK Positif Covid

Diduga siswa tersebut menulari empat siswa dan satu guru di sekolahnya. Dalam perkembangannya dari 30 orang yang diswab, ada tiga positif, salah satunya siswa kelas X SMKN 1 Sedayu. Aparat setempat sebenarnya telah melarang siswa tersebut masuk sekolah karena harus isolasi.

"Kami sudah minta dia tidak berangkat. Tapi ngeyel dan masuk sekolah. Padahal, setelah itu hasil swabnya positif," kata Lukas, Rabu (27/10/2021).

Ia menambahkan setelah mengetahui siswa tersebut positif, Satgas Kapanewon Sedayu pun melakukan tracing terhadap beberapa murid dan guru di SMKN 1 Sedayu. Hasilnya, lima siswa dan satu guru di SMKN 1 Sedayu dinyatakan positif Covid-19.

"Swabnya kami gelar Senin [26/10]. Hasil keluar Selasa [27/10]," terangnya.

Satgas pun kemudian melakukan tracing terhadap orang yang kontak erat dengan 5 siswa dan 1 guru SMKN1 Sedayu. Ada 29 orang kontak erat dengan lima siswa dan satu guru SMKN 1 Sedayu. "Kami berharap tidak ada lagi tambahan orang positif. Sementara dari informasi yang saya dapat kegiatan (PTM) di sekolah itu dihentikan sementara," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul Agus Budi Raharja mengatakan munculnya klaster sekolah itu berawal dari klaster takziah di Argorejo, Sedayu. Di mana, saat itu ada satu warga suspek Covid-19 meninggal dunia. Oleh rumah sakit, jenazah warga itu diminta dikebumikan dengan protokol kesehatan. Namun, ditolak oleh warga. "Alhasil, dilakukan pemakaman tanpa prokes dan ada tahlilan," jelasnya.

BACA JUGA : Satgas Tunggu Hasil Swab 30 Warga di Klaster Sedayu

Dalam perkembangannya, 2 Oktober 2021 muncul hasil swab bagi jenazah suspek tersebut. Hasilnya, jenazah tersebut positif Covid-19. Satgas kapanewon Sedayu pun melakukan tracing, testing dan treatmen kepada kontak erat. Dari tracing awal didapatkan dua orang anggota keluarga jenazah positif Covid-19. Di mana salah satu anggota keluarga tersebut adalah guru.

Tracing kemudian dilanjutkan. Didapatkan tiga orang positif. Ketiga orang itu adalah seorang guru, anak guru tersebut dan satu karyawan swasta. Tracing juga dilakukan kepada seorang karyawan sekolah dan guru yang juga anaknya terpapar positif Covid-19. "Hasilnya ada 8 siswa SD positif dan terpapar dari guru yang mengajar," katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja
Pemda DIY Perkuat Komitmen Antikorupsi

Pemda DIY Perkuat Komitmen Antikorupsi

Jogjapolitan | 10 hours ago

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Proyek Kerja Sama dengan Israel

News
| Jum'at, 19 April 2024, 07:57 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement