Advertisement
Perkuat Literasi Siswa dengan Cerita

Advertisement
Harianjogja.com, DEPOK--Kemampuan literasi sangat ditentukan oleh kondisi perilaku anak, kondisi belajar anak, latar belakang anak, cara mengajar guru, dan lingkungan fisik, sosial, dan budaya, maka dibutuhkan model pembelajaran aktif yang memungkinkan anak berpikir secara kreatif dan eksploratif, membangun sendiri pengetahuannya dari berbagai macam kegiatan belajar mengajar yang dialami.
Untuk mendorong cara mengajar guru yang sesuai dalam upaya meningkatkan kemampuan literasi siswa, Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI, Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, dan Yayasan Abisatya Yogyakarta bekerja sama menggelar Training of Trainer (ToT) Literasi dengan Pemahaman pada 15-20 November di Hotel Prime Plaza, jalan Affandi, Kapanewon Depok.
Advertisement
BACA JUGA : Literasi Rendah, Satu Buku Ditunggu 90 Orang
Direktur Program Organisasi Penggerak, Yayasan Abiyatsa, Ferry Timur Indratno, menjelaskan pembelajaran Literasi dengan pemahaman melalui sembilan komponen literasi, yakni kesadaran cetak, fonologi, pengetahuan abjad, fonik, pemahaman, kosakata, berbicara, tata bahasa, dan menulis, diperlukan agar anak-anak semakin mampu membaca dengan pemahaman.
“Berdasarkan hasil dari PISA [Program International Student Assessment] ranking kita rendah sekali dibanding negara lain di Asia tenggara. Itu karena tingkat literasi kita sangat rendah. Makanya Menteri Pendidikan mengajak organisasi masyarakat salah satunya Abiyatsa itu untuk memperbaiki mutu pendidikan lewat intervensi ke sekolah-sekolah,” ujarnya, Selasa (16/11).
Ia menjelaskan literasi dengan pemahaman merupakan literasi baca-tulis kelas awal, dengan mengajarkan anak-anak tidak seperti biasanya hanya melalui pengenalan huruf, namun dengan cara yang menyenangkan bagi anak, melalui cerita-cerita.
Selama ini kata dia, siswa hanya diajak menghafalkan. Melalui program ini, guru didorong untuk mengajak anak menyadari realitas kehidupan. Melalui cerita-cerita, anak akan mengetahui kehidupan dan akhirnya dengan sendirinya mengenal dan bisa menuliskan huruf.
Kepala Sekolah SD Ilmu Bina Selamat, Siti Zaidatul Qoiriah, merupakan salah satu peserta dalam TOT ini. Ia mengatakan dari program ini diharapkan literasi siswa bisa meningkat. “Selama ini mungkin anak-anak bisa membaca tapi tidak paham. Nah bagaimana anak ini bisa membaca dan paham apa yang dibaca dengan memiliki kesadaran,” ungkapnya.
BACA JUGA : Perbanyak Akses Literasi Masyarakat dengan Perpustakaan
Pengawas SD Dinas Pendidikan Sleman, Rahayu Setyaningsih, mengatakan dalam pelatihan ini ada materi pesan pagi, yang mengajarkan kepada para guru untuk membawa siswa mengenal bacaan dengan cara yang asyik.
“Ini sebagai upaya yang kontekstual dan dibutuhkan apalagi di masa pandemi seperti sekarang. Anak-anak lama belajar dari rumah, ternyata anak kelas dua aja belum mampu membaca dengan benar. Kalau pelatihan ini bisa diimplementasikan, bisa membantu anak-anak untuk memudahkan dalam membaca,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Gudang CV Keiros di Bantul Terbakar, Kerugian Capai Rp4,5 Miliar
- Rektor UGM hingga Pembimbing Akademik Digugat ke PN Sleman karena Masalah Ijazah
- Kasus Penipuan Tanah dengan Korban Mbah Tupon, Menteri ATR Sebut Belum Tergolong Mafia Tanah
- Mahasiswi di Bantul Jadi Korban Penipuan Modus ATM, Uang Rp17,5 Juta Raib
- 100 Personel Satpol PP Dikerahkan untuk Membersihkan Sampah Liar di Bantul
Advertisement