Advertisement
Minat Anak Gunungkidul Melanjutkan Sekolah Masih Rendah
Ilustrasi - Antara
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Minat pelajar di Gunungkidul melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi rupanya masih rendah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Gunungkidul pada 2018-2020, rata-rata lama sekolah masyarakat di Gunungkidul selama tujuh tahun.
BACA JUGA: Kabar Baik, Herd Immunity dari Covid-19 Sudah Terbentuk di DIY
Advertisement
Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul, Kisworo juga membenarkan saat ini rata-rata masyarakat mengenyam pendidikan tidak lama waktunya. Untuk mengatasi masalah ini, Kisworo menilai perlu peran banyak pihak, tidak bisa hanya Disdikpora Gunungkidul.
“Jadi memang kami [wilayah Gunungkidul] paling rendah lama sekolah di DIY. Perlu sinergi dari banyak pihak, untuk meningkatkan lama waktu sekolah. Selain juga menekan angka putus sekolah,” ucap Kisworo, Rabu (8/12).
Meski saat ini minat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi masih minim, namun Ia menilai dengan munculnya sejumlah Perguruan Tinggi berlokasi di Gunungkidul, seperti UGK, STAIYO maupun UNY, menjadi harapan meningkatkan minat masyarakat, untuk mengenyam pendidikan setinggi mungkin. “Kami harapkan itu menjadi motivasi masyarakat,” ucap Kisworo.
Dia menilai yang menjadi tantangan untuk meningkatkan lama sekolah, saat ini ada sejumlah hal. Seperti permasalahan ekonomi. “Kalau masalah ini, kami sudah upayakan ada beasiswa untuk siswa agar dapat melanjutkan pendidikan seperti belum lama ini ada beasiswa Gunungkidul Cerdas,” ucap Kisworo.
Selain itu juga kurangnya motivasi untuk para pelajar melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Kisworo juga menyoroti termasuk di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara daring, dan siswa lebih banyak di rumah, bisa menurunkan motivasi siswa untuk bersekolah. Tantangan lain, pernikahan dini di usia pelajar yang menjadikan anak meninggalkan sekolah.
Rendahnya lama sekolah masyarakat, berimplikasi pada kualitas indeks pembangunan manusia. Berdasar data BPS pada 2020 angka harapan lama sekolah di Gunungkidul juga terendah di DIY dengan 12,97 tahun. Sementara, Indeks Pembangunan Manusia di Gunungkidul pada tahun yang sama, juga terendah di DIY di angka 69,98.
Indeks Pembangunan Manusia terdapat tiga variabel, salah satunya lama sekolah. “Jika lama sekolah rendah, tentunya memengaruhi itu [indeks pembangunan manusia] dan tentunya berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia,” ucap Kisworo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Filipina Tolak Tuduhan Pelatihan ISIS Pelaku Penembakan Sydney
Advertisement
Taman Kuliner Ala Majapahit Dibuka di Pantai Sepanjang Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- BKPPD Gunungkidul Minta PPPK Tunjukkan Kinerja Terbaik
- Jelang Nataru, Pedagang Wisata Gunungkidul Diingatkan Tak Nuthuk
- Libur Nataru, Bandara YIA Prediksi 247 Ribu Penumpang
- Penetapan Tersangka Baru Kasus Hibah Pariwisata Sleman Dinilai Lamban
- BBWSSO Bangun Pemecah Ombak Pantai Congot Kulonprogo Senilai Rp93 M
Advertisement
Advertisement



