Qzruh dan Lawannya, Begini Geng-Geng Ini Bertanding dan Tunjukkan Eksistensi Diri
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-Keberadaan geng pelajar di Jogja sepertinya tiada habisnya. Eksistensinya seakan turun-temurun dan menjadi kisah tersendiri di setiap masanya.
Bahkan Polda DIY sempat menyebut pada akhir tahun lalu bahwa hampir semua SMA di DIY punya geng pelajar. Hal itu berdasarkan hasil himpun data dari Polres dan Polresta.
Advertisement
Klithih, sebuah kenakalan yang pelakunya banyak dari kalangan remaja, lantas dikaitkan dengan geng-geng pelajar ini. Namun apakah memang demikian adanya? Apakah klithih yang terus menjadi momok masyarakat saat keluar malam ini selalu dilakukan geng-geng itu?
Sedari puluhan tahun, Jogja sudah punya geng besar tersohor. Namanya Qzruh (QZR) yang merupakan akronim dari Qita Zuka Ribut untuk Hiburan. Dari namanya saja sudah tampak kelompok ini sangat menyukai keributan.
QZR yang lahir di era 1983, punya daerah kekuasaan di utara rel sepur. Sementara di wilayah selatan dikuasai geng besar lainnya bernama Joxzin (JXZ) alias Joxo Zinthing. Joxzin awalnya dari frasa Pojox Bensin yang mengarah pada pojokan Alun-Alun yang dulunya menjadi markas atau tongkrongan anak-anak JXZ ini.
“Karena sering diwarahi [berkomunikasi] kisruh wae po piye [ramai saja atau bagaimana?] gitu, Sebenarnya kita kumpul-kumpul itu tidak ada apa-apa, suwe-suwe yowes gawe geng wae Qzruh [lama-lama jadi sepakat membuat geng Qzruh,” kata sesepuh Geng Qzruh, Bayu Wempi Pribadi, saat berbincang dengan Harian Jogja, Minggu (23/1/2022).
Baca juga: Mengenal Qzruh, Geng Legendaris Kota Jogja yang Masih Eksis Sampai Sekarang
Jika kenalakan remaja di masa kini dilampiaskan dengan aksi klithih yang justru melukai orang lain di luar geng, bagaimana bentuk kenakalan anak-anak geng QZR dan JXZ masa itu?
Melansir dari berbagai sumber, QZR dan JXZ kerap terlibat bentrok secara frontal. Mereka “turun ke jalan” memanfaatkan momen tahun baru, takbiran, dan momen-momen besar lainnya. Keduanya akan bertemu dan saling serang. Bisa salah satu menyerang di wilayah lawan atau janjian di sebuah tempat.
Sajam alias senjata tajam memang sudah membudaya sejak dulu. Bacok musuh dari belakang, bukanlah menjadi hal yang asing yang mereka lakukan saat perang.
Keduanya sama-sama berlomba menunjukkan eksistensi diri. Salah satu cara paling simpel yang sering dilakukan adalah menuliskan nama geng mereka dalam seni grafitti di sudut-sudut kota, bahkan di rumah-rumah warga. Mereka menorehkan namanya, QXR atau JXZ, dengan pylox ataupun cat di tembok-tembok dan pagar.
Pylox hijau, biasanya jadi identitas JXZ. Sementara hitam atau merah milik QZR. Terkesan kotor, tetapi begitulah mereka menunjukkan diri mereka.
Aksi itu mereka lakukan di tengah-tengah aksi konvoi bersama anggota. Tak jarang nama penulisnya juga turut disertakan di samping nama gengnya, misalnya QZR Bagong atau JXZ Gareng.
Coretan itu tidak hanya dilakukan di wilayahnya sendiri. Jika menemukan tulisan geng lain di wilayah yang dikuasainya, mereka akan mencoretnya dengan memberi tanda silang dan diganti dengan nama gengnya sendiri serta nama anggota yang melakukannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Satu-satunya yang Gelar Kampanye Akbar, Heroe-Pena Gandeng 15.000 Kawula Muda
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Jumat 22 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
- Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Jumat 22 November 2024
- Heroe-Pena Optimistis Kantongi 40 Persen Kemenangan
- Jadwal Terbaru KRL Solo-Jogja Jumat 22 November 2024: Berangkat dari Palur Jebres, Stasiun Balapan dan Purwosari
Advertisement
Advertisement