Advertisement
PKL Malioboro Mulai Dipindah Hari Ini, Begini Tanggapan Akademisi

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pedagang kaki lima (PKL) Malioboro mulai dipindah Rabu (26/1/2022) hari ini, diawali dengan wilujengan atau syukuran menempati lokasi baru di eks Gedung Bioskop Indra yang sekarang dinamai Teras Malioboro.
Akademisi menilai penataan PKL Malioboro sudah sesuai prosedur dan sejalan dengan indikator keterbukaan kebijakan.
Advertisement
BACA JUGA: Keren! Begini Penampakan Lapak PKL Malioboro di Eks Bioskop Indra
Dosen Hubungan Internasional UII Hangga Fathana mengatakan kebijakan pemerintah di negara mana pun harus menjadikan inklusivitas sebagai indikator.
“Hampir di semua negara, saya kira semua kebijakan baru mengundang pro dan kontra, hanya beda skalanya. Selama pemerintah menjamin inklusivitas, untuk jangka panjang, tidak masalah, ini sejalan dengan redistribusi kesejahteraan,” katanya, Selasa (25/1/2022).
Dari indikator pasar atau aktivitas ekonomi, kebijakan bisa dilihat dengan melihat pemberian ruang untuk melakukan aktivitas ekonomi dari para pelaku ekonomi. “Saat ini aktivitas ekonomi masih berjalan, setelah kebijakan penataan pun PKL masih ada,” ujaranya.
Kemudian indikator lainnya tentang ruang. Menurutnya, penataan PKL ini tetap memberikan ruang bagi para pelaku yang ada di sekitar kawasan Malioboro. Namun, secara teknis dari awalnya di lorong sepanjang jalan atau jalur pedestrian dan kini dipindah ke lokasi terpadu di dua lokasi yakni eks Gedung Dinas Pariwisata DIY dan eks Bioskop Indra.
“Dari sisi ruang sudah dijamin oleh negara, pelaku tetap diberikan ruang,” kata dia.
BACA JUGA: Begini Sejarah Keberadaan PKL di Malioboro
Dari sisi layanan, Pemda DIY dan Pemkot Jogja tidak menjadikan penataan PKL ini sebagai kebijakan terakhir. Setelah ini ada skenario lain. Pemerintah berkomitmen agar aktivitas ekonomi di Malioboro tetap maksimal.
“Dari sini bisa kita simpulkan tiga indikator, yakni pasar, ruang, dan layanan terpenuhi. Kebijakan ini memiliki visi tujuan sebagaimana disampaikan juga oleh Pemda DIY ini memuliakan Malioboro. Ini sesuai dengan indikator inklusivitas yang ditentukan oleh Bank Dunia,” ucapnya.
Sementara, dosen Arsitektur UII Revianto Budi Santoso mengatakan Malioboro memiliki banyak kepentingan mulai dari kepentingan filosofi, historis, wisata, hingga ekonomi.
BACA JUGA: Ini Arti Nama Malioboro, Jalan Legendaris Penuh Untaian Bunga
Menurutnya ada beberapa hal yang membuat penataan Malioboro menjadi penting, di antaranya karena mengampu banyak kepentingan dengan banyak pihak. Semakin banyak pihak yang diakomodasi, semakin baik pula penataannya.
“Perubahan itu sesuatu yang mungkin sehingga perencanaan jangka panjang perlu bersifat adaptif, mampu merespons perubahan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pembangunan Sekolah Rakyat Ditargetkan Rampung Sebanyak 135 Lokasi pada 2026
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Pembangunan Jalan Alternatif Sleman-Gunungkidul Segmen B Segera Dimulai, Pagu Rp73 Miliar
- Luncurkan SPPG di Tridadi Sleman, Menko Muhaimin Ungkap Efek Berantai Bagi Masyarakat
- Produk UMKM Kota Jogja Diminati Peserta Munas VII APEKSI 2025
- Investasi di Sektor Utara Gunungkidul Bakal Digenjot
- Polisi Menangkap Tiga Pelaku Penganiayaan Ojol Pengantar Makanan di Pintu Masuk UGM
Advertisement