Advertisement
Profil Yayak Yatmaka, Seniman Kelahiran Jogja yang Ditangkap Polisi karena Bela Warga Wadas

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-Polisi mengamankan puluhan warga dalam kericuhan pengukuran lahan di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (8/2/2022). Lahan sedianya akan digunakan untuk proyek tambang batu andesit.
Dari puluhan warga yang diamankan polisi itu diketahui ada sosok seniman dan juga aktivis bernama Yayak Yatmaka yang turut digelandang ke kantor polisi. Dukungan agar seniman besar itu dibebaskan juga menggema di media sosial.
Advertisement
Dilansir dari berbagai sumber, Yayak Yatmaka atau Bambang Adyatmaka merupakan seorang seniman kondang yang sudah berkiprah sejak era Orde Baru. Pria kelahiran Jogja tahun 1956 itu merupakan alumni Fakultas Senirupa dan Desain Institute Teknologi Bandung (ITB) tahun 1070. Selain Yayak Yatmaka ia juga dikenal dengan Yayak Kencrit, Yayak Iskra, hingga Ismaya.
Selain dikenal sebagai seorang seniman nyentrik, semasa kuliah, Yayak ternyata juga merupakan seorang aktivis dalam dunia pergerakan sejak tahun 1977/1978. Selama masa orde baru tersebut Yayak terbiasa menyampaikan kritik atas kepemimpinan Soeharto. Karena aksinya tersebut, ia sempat menjadi buronan aparat keamanan, hingga akhirnya ia melarikan diri ke Jerman bersama dengan anak dan istrinya.
Baca juga: Puluhan Warga Wadas Ditangkapi Polisi, Warga Bersolidaritas Menggeruduk Kantor BBWS di Sleman
Yayak Yatmaka turun bersama 8.000-an pemuda-pemudi di depan kampus ITB dalam Gerakan Mahasiswa 1977/1978 untuk menuntut Soeharto berhenti memimpin negara. Berikrar satu suara, mereka berteriak, "Turunkan Soeharto!"
Tak cukup sampai di situ, Yayak Yatmaka sempat membuat geram penguasa Orde Baru hingga ia dikejar-kejar pada 1980-an karena gambar yang ia buat. Gambar tersebut melukiskan beragam kasus tanah. Disertai puisi Wiji Thukul, gambar Yayak Yatmaka dicetak untuk kalender bertema "Tanah untuk Rakyat".
Aktivis yang dikenal vokal ini pun melarikan diri ke Jerman. Setelah 12 tahun ia akhirnya bisa kembali begitu kekuasaan Orde Baru tumbang dan digantikan era Reformasi. Ia kemudian menetap di Jogja.
Sesama incaran rezim Orde Baru hingga pernah dipenjara pada 1978 karena kritik terhadap pemerintahan Soeharto, mantan menteri Rizal Ramli memandang Yayak Yatmaka sebagai seniman yang sangat kritis dan berpihak pada demokrasi.
Meski demikian, semangatnya untuk membela kaum lemah masih terus ia lakukan hingga saat ini. Hal itu dibuktikan melalui karya-karyanya yang dibuat.
Terakhir, ia membuat sebuah lukisan untuk menggambarkan kondisi di Desa Wadas yang akan digusur untuk proyek nasional. Dalam lukisan itu diberikan tulisan dengan narasi "Tolak Tambang Andesit di Desa Wadas".
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com, suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Buaya Berkeliaran di Sungai Progo, Dislautkan DIY Bikin Tim Jejaring Penanganan
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Ekonomi Lesu, Pedagang Sebut Sejak Setahun Terakhir Pasar Bantul Sepi Pembeli
- Kurangi Sampah Anorganik dengan Daurulang Sampah Plastik Kemasan
- 51 Warga Pajangan Bantul Keracunan Tongseng Kambing
- Jadwal dan Tarif Bus Sinar Jaya ke Pantai Parangtritis Bantul dan Baron Gunungkidul
- Pemkab Gunungkidul Terapkan Strategi Pertahankan UHC
Advertisement
Advertisement