Advertisement
Ada Klaster Hajatan, Satu RT di Nglipar Masuk Zona Oranye
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Dinas Kesehatan Gunungkidul memastikan ada satu RT di Kapanewon Nglipar masuk zona oranye penularan virus corona. Kepastian ini mengacu pada hasil pembaharuan peta zonasi kerawanan yang dikeluarkan pada Senin (21/2/2022).
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan, kenaikan kasus corona berdampak terhadap peta zonasi kerawanan corona di tingkat RT di Bumi Handayani. Satu minggu yang lalu, di Gunungkidul belum ada yang berstatus zona oranye mapun merah.
Advertisement
Namun demikian, hasil pembaharuan data terbaru yang dikeluarkan Senin kemarin sudah ada satu RT yang berstatus zona oranye. “Untuk zona merah memang belum ada, tapi dengan adanya RT berstatus zon oranye, maka kewaspadaan harus lebih ditingkatkan lagi,” kata Dewi, Rabu (23/2/2022).
Dia menjelaskan, adanya RT zona oranye ini terjadi karena adanya klaster hajatan di Kapanewon Nglipar. Dewi meminta kepada masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan agar penyebaran kasus bisa terkendali. “Tidak boleh abai karena protokol kesehatan memiliki peran penting untuk memutus mata rantai penyebaran virus,” ujarnya.
Menurut Dewi, peningkatan kasus penularan virus corona yang terjadi akhir-akhir ini tak hanya memunculkan RT zona oranye. Namun demikian, sambung dia, jumlah RT dengan status zona hijau di Gunungkidul terus berkurang.
Baca juga: Klaster Mantenan di Kulonprogo: Rombongan Pengantin Ada yang Sakit tapi Nekat Hajatan
Di saat bersamaan, jumlah RT dengan status zona kuning juga ikut bertambah. Sebagai contoh, hasil pendataan yang mengacu penambahan kasus pada 7-13 Februari, dari total 6.854 RT, yang berstatus zona hijau 6.773 RT hijau, zona kuning sebanyak 81 RT.
Namun demikian, hasil pendataan terbaru (mengacu pada data penularan14-20 Februari) di Gunungkidul ada 6.475 RT dan zona kuning sebanyak 378 RT. “Memang untuk RT zona kuning ada peningkatan signifikan, dibanding data satu minggu yang lalu,” ujarnya.
Dewi menambahkan, untuk penanganan corona juga sudah memperbanyak tempat tidur perawatan. Pada awalnya, ada 82 tempat tidur yang disediakan, namun sekarang sudah bertambah menjadi 149 tempat tidur. “Hingga sekarang baru terpakai 36 tempat tidur,” katanya.
Direktur RSUD Wonosari, Heru Sulistyowati mengatakan, sudah menyiapkan perencanaan disaster plan untuk perawatan Covid-19. Skema ini khususnya digunakan untuk mengantisipasi terjadi lonjakan pasien. “Kami bisa menambah ruang perawatan apabila sewaktu-waktu dibutuhkan,” katanya.
Dia menjelaskan, mekanisme penambahan, salah satunya dengan menggabungkan sejumlah bangsal perawatan menjadi satu, khusus untuk isolasi pasien corona. “Kami juga menyesuaikan jumlah tenaga yang ada untuk penanganan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- 50 Tahun Eksis, PT Dan Liris Fokus pada Digitalisasi, Inovasi, & Keberlanjutan
- Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden-Wapres Terpilih 2024-2029, Kawal 17 Programnya
- Bawaslu Sragen Buka Pendaftaran Panwascam Pilkada 2024, Baru untuk Existing
- Giliran Komunitas Otomotif Jepara Dukung Kapolda Jateng Maju Cagub Jateng 2024
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pelaku UMKM di Jogja Didorong Segera Urus Sertifikasi Halal Sebelum Oktober 2024
- Info Stok Darah dan Jadwal Donor Darah Rabu 24 April 2024 di PMI se-DIY
- 4 Produk Lokal DIY Mendapatkan Sertifikasi Indikasi Geografis, Ini Manfaatnya
- Budayawan di Jogja Dilibatkan Pembuatan Maskot Pilkada 2024
- Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Muncul Aksi Unjuk Rasa di Kantor KPU DIY
Advertisement
Advertisement