Advertisement

17 Awan Panas Dimuntahkan Merapi dalam Semalam, Ini Sumbernya

Lugas Subarkah
Kamis, 10 Maret 2022 - 15:37 WIB
Budi Cahyana
17 Awan Panas Dimuntahkan Merapi dalam Semalam, Ini Sumbernya Gunung Merapi mengeluarkan lava pijar yang terlihat dari Tunggularum, Wonokerto, Turi, Sleman, Rabu (7/1/2021). - Antara/Andreas Fitri Atmoko

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Setelah meluncurkan lima awan panas yang mencapai jarak 5 kilometer pada Rabu (9/3/2022) tengah malam, Gunung Merapi terus memuntahkan awan panas hingga Kamis (10/3/2022) pagi. Tercatat total ada sebanyak 17 awan panas yang dimuntahkan Merapi hingga pukul 07.33 WIB.

BACA JUGA: Ujung Material Merapi Berhenti di Km 5, Ini Foto-Fotonya..

Advertisement

Kepala Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, menjelaskan pada Kamis (10/2/2022) dini hari terjadi sebanyak 12 kali guguran awan panas, yakni pukul 00.22, 00.54, 01.00, 01.22, 01.35, 01.59, 02.07, 02.43, 02.58, 03.00, dan 04.43 WIB.

Semua awan panas tersebut mengarah ke tenggara atau Kali Gendol. Awan panas kembali teramati pada pukul 07.33 WIB. “Tercatat di seismogram dengan amplitudo 55 mm dan durasi 172 detik. Jarak luncur kurang lebih 2.000 meter ke arah tenggara,” katanya.

Berdasarkan jarak luncurnya sejauh 5 kilonmeter, diperkirakan volume material yang diluncurkan dalam awan panas pada Rabu (9/3/2022) malam sebesar 1 juta meter kubik. Aktivitas ini menyebabkan ini hujan abu ke beberapa tempat terutama di sisi barat laut Gunung Merapi sejauh maksimal 13 kilometer.

Awan panas yang mengarah ke tenggara ini bersumber dari material pada kubah lava tengah kawah, yang berdasarkan pengamatan terakhir bervolume 3,2 juta meter kubik. Guguran dari kubah lava tengah ini cukup jarang terjadi, karena selama ini guguran didominasi ke arah barat daya yang bersumber dari kubah lava barat daya.

Aktivitas awan panas dari kubah tengah lava terakhir terjadi pada 25 Juni 2021 lalu, dengan jarak luncur yang jauh lebih kecil. Hanik menjelaskan jarangnya guguran dari kubah tengah kawah ini terjadi karena posisinya berada di tengah kawah sehingga lebih stabil dan material hanya jatuh ke sekitar kawah.

Meski demikian, kubah lava ini terus tumbuh. Suplai magma dari dalam gunung terus berlangsung. Akumulasi tekanan dari suplai yang berlangsung terus-menerus ini menyebabkan ketidakstabilan. Di sisi tenggara, terdapat bukaan yang merupakan tebung Kali Gendol. Ketika akumulasi tekanan itu mencapai batasnya, guguran keluar dari sisi tersebut secara terus-menerus.

“Sehingga begitu ada tekanan dan bukaan, terjadi awan panas yang menerus. Gugurannya relatif kayak ada guguran yang menerus. Ada susulan-susulan guguran. Ini mengindikasikan tekanan juga tidak cukup kuat sebenarnya, sehingga yang guguran tidak langsung lepas dalam jumlah massif,” ungkapnya.

BACA JUGA: Ratusan Warga Lereng Merapi Kembali ke Rumah, Wisata dan Tambang Ditutup

Meski terjadi aktivitas yang cukup tinggi, BPPTKG belum mengubah rekomendasi bahaya Gunung Merapi. Potensi bahaya pada sektor barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, dan Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.

Adapun pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. “Masyarakat belum perlu untuk mengungsi. Tentunya aktivitas ini terus kami pantau perkembanganya, kalau ada perubahan signifikan akan kami evaluasi,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ditangkap di Kontrakannya, Begini Tampang Pelaku Pemerasan Penumpang Grab Car

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement