Advertisement
Menyegarkan Kembali Jogja sebagai Kota Perjuangan

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Kota Jogja memiliki peran penting terhadap dinamika perjuangan di tanah air melalui Serangan Umum 1 Maret hingga peran Kraton Jogja dalam membantu republik. Di sisi lain kota jogja dengan tata kotanya yang menarik memiliki nilai penting bagi kehidupan manusia.
Kasi Edukasi Humas Monitoring dan Evaluasi Balai Pengelolaan Kawasan Sumbu Filosofis Tri Qumarul menjelaskan serasehan tersebut sekaligus memberikan informasi kepada para peserta tentang Serangan Umum 1 Maret dan kawasan Sumbu Filosofi Kota Jogja. Terkait dengan sumbu filosofi, banyak pihak yang perlu dilibatkan karena berada di 10 Kelurahan dan enam Kemantren di Kota Jogja. Sosialisasi terus dilakukan baik kepada masyarakat maupun pelaku wisata. Untuk memberikan informasi dan pemahaman seputar sumbu filosofis.
Advertisement
"Dengan menghadirkan narasumber ahli secara langsung, peserta serasehan bisa mendapatkan informasi tentang sumbu filosofi dan juga terkait serangan umum 1 Maret. Termasuk hal hal keberadaan kecamataan yang berubah menjadi kemantren di Kota Jogja sebagai tindaklanjut UU Keistimewaan," katanya dalam serasehan Memperingati 73 Tahun Serangan Umum 1 Maret dan Pengenalan Yogyakarta sebagai Warisan Budaya Dunia di Auditorium Museum Sonobudoyo, Rabu (16/3/2022).
Ketua Komunitas Djogjakarta 1945, Eko Isdianto mengatakan Jogja merupakan kota perjuangan dan pernah menjadi Ibu kota Republik dan mampu membiayai roda pemerintahan. Tetapi predikat sebagai kota perjuangan ini sering dilupakan. Oleh karena itu perlu terus disegarkan kembali posisinya. Sehingga menjadi tanggungjawab seluruh elemen masyarakat untuk terus mengingat predikat itu.
"Yang terkenal pasti sebagai kota wisata, kota budaya kuliner, UMKM, yang sering dilupakan adalah Kota Perjuangan. Bahwa Jogja ini punya catatan sejarah teramat penting untuk perjuangan bangsa," ucapnya.
Budayawan sekaligus Tim Penyiapan Yogyakarta Warisan Budaya Yuwono Sri Suwito yang hadir sebagai pemateri mengungkap sosok penting dari Sri Sultan Hamengkubuwono I sebagai pendiri Kota Jogja. Lansekap Kota Jogja yang sejak di masa lalu telah dibikin sedemikian rupa ini membuat Jogja memiliki banyak arti penting. Oleh karena itulah sumbu filosofis dari Tugu hingga Panggung Krapyak memiliki makna yang besar bagi kehidupan umat manusia.
"Tugu sebagai lingga, Panggung Krapyak sebagai Yoni, lambang kesuburan. Kemudian lahir konsepsi sangkan paraning dumadi. Kraton Jogja menjadi punjer pusatnya filosofi," ujarnya.
Ia menjelaskan Kota Jogja merupakan kota yang sangat terencana dari sisi arsitek. Karya ini tidak lepas dari yaitu Sri Sultan Hamengkubuwono I yang juga pendiri Kraton Jogja. Di mana konsepsi hinduistis diubah menjadi Islam Jawa, serta hubungan kraton dengan laut selatan sebagai simbol hubungan manusia dengan alam. Kemudian Kraton dengan Merapi sebagau simbol hubungan manusia dengan Tuhannya," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Anggaran Pendidikan Sampai Tunjangan Anggota DPR Picu Demo di Bundaran UGM
- Jadwal KRL Jogja Solo Berangkat dari Stasiun Tugu, 2 September 2025
- Panen Bawang Merah di Gunungkidul Tembus 1.430 Ton
- Jadwal KRL Jogja Solo Berangkat dari Stasiun Tugu
- Serangkaian Unjuk Rasa di Jogja, Wali Kota dan DPRD Ingatkan Kesantunan
Advertisement
Advertisement