Advertisement

Promo November

Tiga Bulan, Ada 6 kasus Leptospirosis di Gunungkidul, 2 Orang Meninggal Dunia

David Kurniawan
Kamis, 24 Maret 2022 - 17:17 WIB
Budi Cahyana
Tiga Bulan, Ada 6 kasus Leptospirosis di Gunungkidul, 2 Orang Meninggal Dunia Ilustrasi tikus penyebab leptospirosis, - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Kesehatan Gunungkidul mencatat enam kasus leptospirosis pada tiga bulan pertama 2022. Dua orang meninggal dunia karena terpapar bakteri leptospirosa.

BACA JUGA: Depan Balai Yasa Jogja Disebut Angker. Versi Warganet, Horornya Karena Ini..

Advertisement

Sekretaris Dinas Kesehatan Gunungkidul Abdul Azis mengatakan jawatannya terus melakukan sosialisasi tentang bahaya penyakit yang umumnya disebabkan kencing tikus.

Dia mengatakan kasus paling banyak terjadi di Januari dengan empat warga terjangkit. Pada Februari dan Maret masing-masing terdapat satu kasus.

“Kasus terakhir terjadi di wilayah Kapanewon Nglipar. Pasien terus diawasi karena sedang menjalani perawatan dan cuci darah,” katanya, Kamis (24/3/2022).

Azis mengatakan dua warga meninggal dunia karena leptospirosis. Dia pun meminta kepada masyarakat, khususnya yang bekerja di sektor pertanian, lebih waspada dan berhati-hati saat beraktivitas di sawah.

“Segera periksa apabila merasa demam, badan pegal-pegal di persendian. Apalgi memilik luka terbuka di bagian luar sehingga harus diperiksa untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan,” katanya.

Menurut dia, upaya pencegahan penyebaran penyakit leptospirosis dapat dilakukan dengan sejumlah cara. Pertama, menutup rapat tempat makan dan menjaga kebersihan lingkungan di sekitar tempat mencuci. Langkah kedua, selalu mewaspadai daerah yang banyak tikus. Salah satunya di area persawahan.

Pada saat beraktivitas (khususnya petani) diminta menggunakan alas kaki maupun sarung tangan. “Kalau kasusnya terus naik turun. Tapi, paling banyak di 2017 lalu ada 64 kasus dan 16 orang meninggal dunia karena leptospirosis,” katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Rismiyadi mengatakan ancaman leptospriosis muncul di sektor pertanian. Hal ini tidak lepas dari keberadaan tikus-tikus di sawah dan ladang.

BACA JUGA: Tuntut Perubahan Tarif, Ribuan Ojol Konvoi di Jogja

Ia pun berharap kepada para petani selalu waspada dan berhati-hati.

“Berbagai upaya terus kami lakukan karena hama tikus juga bisa menganggu produktivitas pertanian di Gunungkidul,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement