Advertisement
Tiga Bulan, Ada 6 kasus Leptospirosis di Gunungkidul, 2 Orang Meninggal Dunia
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Kesehatan Gunungkidul mencatat enam kasus leptospirosis pada tiga bulan pertama 2022. Dua orang meninggal dunia karena terpapar bakteri leptospirosa.
BACA JUGA: Depan Balai Yasa Jogja Disebut Angker. Versi Warganet, Horornya Karena Ini..
Advertisement
Sekretaris Dinas Kesehatan Gunungkidul Abdul Azis mengatakan jawatannya terus melakukan sosialisasi tentang bahaya penyakit yang umumnya disebabkan kencing tikus.
Dia mengatakan kasus paling banyak terjadi di Januari dengan empat warga terjangkit. Pada Februari dan Maret masing-masing terdapat satu kasus.
“Kasus terakhir terjadi di wilayah Kapanewon Nglipar. Pasien terus diawasi karena sedang menjalani perawatan dan cuci darah,” katanya, Kamis (24/3/2022).
Azis mengatakan dua warga meninggal dunia karena leptospirosis. Dia pun meminta kepada masyarakat, khususnya yang bekerja di sektor pertanian, lebih waspada dan berhati-hati saat beraktivitas di sawah.
“Segera periksa apabila merasa demam, badan pegal-pegal di persendian. Apalgi memilik luka terbuka di bagian luar sehingga harus diperiksa untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan,” katanya.
Menurut dia, upaya pencegahan penyebaran penyakit leptospirosis dapat dilakukan dengan sejumlah cara. Pertama, menutup rapat tempat makan dan menjaga kebersihan lingkungan di sekitar tempat mencuci. Langkah kedua, selalu mewaspadai daerah yang banyak tikus. Salah satunya di area persawahan.
Pada saat beraktivitas (khususnya petani) diminta menggunakan alas kaki maupun sarung tangan. “Kalau kasusnya terus naik turun. Tapi, paling banyak di 2017 lalu ada 64 kasus dan 16 orang meninggal dunia karena leptospirosis,” katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Rismiyadi mengatakan ancaman leptospriosis muncul di sektor pertanian. Hal ini tidak lepas dari keberadaan tikus-tikus di sawah dan ladang.
BACA JUGA: Tuntut Perubahan Tarif, Ribuan Ojol Konvoi di Jogja
Ia pun berharap kepada para petani selalu waspada dan berhati-hati.
“Berbagai upaya terus kami lakukan karena hama tikus juga bisa menganggu produktivitas pertanian di Gunungkidul,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Farmasi UAD Kembali Giatkan Sekolah Lansia Segar Guna Tingkatkan Kesehatan Lansia di Wirobrajan
- Stok Darah dan Layanan Donor Darah di PMI Kabupaten & Kota di DIY, Kamis 28 Maret 2024
- Baznas Jogja Buka Booth di Pusat Keramaian, Permudah Masyarakat Bayar Zakat
- KAI Daop 6 Turunkan Paksa 11 Penumpang yang Nekat Merokok dalam Kereta
- Lokasi dan Waktu Penukaran Uang Baru di Jogja dan Sekitarnya, Berikut Caranya
Advertisement
Advertisement