Advertisement
Patek Serang Lahan Demplot Cabai Off Season di Bantul

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL--Hama patek yang selama ini jadi momok bagi petani cabai menyerang salah satu titik area pilot project penanaman cabai off season di Kapanewon Sanden, Bantul.
Dari hasil peninjauan yang dilakukan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul ke sejumlah lahan cabai off season di Kapanewon Sanden, meski beberapa titik lahan budi daya terpantau bagus dan produktif, ternyata ada salah satu titik yang memerlukan perhatian lebih.
Penyuluh Pertanian Lapangan Kapanewon Sanden, Wikan Tri Pangarsa menjelaskan ada beberapa titik penanaman cabai off season di kapanewon Sanden. Pada dua titik lahan yakni Karanganyar dan Gokerten, pertumbuhan tanaman masih cukup baik dan tanaman masih produktif menghasilkan buah.
"Titik di Karanganyar bagus. Terus yang di Gokerten juga bagus, tetapi sebelahnya yang tanaman awal itu terkena [penyakit] karena alam juga. Jadi bedengannya lebih rendah, jadi pas hujan deras kemarin kelelepan," kata dia, Kamis (14/4/2022).
BACA JUGA: Kabar Baik! Lima Kecamatan di Bantul Ini Nol Kasus Covid-19
Kondisi lahan di Karanganyar, kata dia, termasuk dalam kategori lahan pasir. Akan tetapi serangan penyakit patek rendah. Meski begitu, ada satu titik lain penanaman cabai off season di lahan pasir, tepatnya di dekat Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) mengalami serangan patek yang cukup masif.
Menurut Wikan, aspek tenaga kerja menjadi salah satu segi vital yang menyebabkan tinggi rendahnya intensitas serangan. Untuk mencegah penyakit menular, dibutuhkan tenaga kerja yang cukup dibandingkan dengan jumlah tanaman untuk melakukan sejumlah tindakan pengendalian dengan segera.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul, Joko Waluyo menambahkan, dari dua hekatre lahan uji coba cabai off season serangan patek cukup parah hanya terjadi di lahan pasir dekat JJLS.
"Sementara di lahan lainnya, tanaman cabai masih banyak berbuah dengan intensitas serangan yang rendah," ucap dia.
Untuk mengatasi serangan patek agar tak menyebar, satu-satunya cara yang mungkin bisa dilakukan yakni pemetikan seluruh cabai, baik yang sehat maupun yang sakit.
BACA JUGA: Pesan Paskah dari Gereja HKTY Ganjuran Bantul
Cabai yang belum terserang patek dapat segera dijual. Sementara untuk cabai yang terserang patek harus dimusnahkan, salah satunya dengan cara ditimbun. Pemusnahannya pun harus dilakukan di luar area lahan budi daya.
"Setelah tanaman cabai bersih dari buah cabai, kemudian dilakukan penyemprotan fungisida dan perawatan harian dengan pupuk. Harapannya setelah ada [kuncup] buah baru maka tidak ada lagi serangan patek," jelasnya.
BACA JUGA: Kementerian BUMN Bersama Telkom Bagikan 1000 Paket Sembako Murah di Batulicin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Bertugas Belasan Jam, Ini Cara Wasit Polytron Wali Kota Solo Cup Jaga Fisik
- Bareskrim Polri Ungkap Produsen Oli Palsu di Jatim, Omset Rp20 Miliar per Bulan
- Unggahan Sandiaga Uno soal Putri Ariani Jadi Sorotan Warganet, Ini Pemicunya
- Terbukti! Pejabat Satpol PP Jogja Terima Gratifikasi Rekrutmen Tenaga Kerja
Berita Pilihan
Advertisement

Sosialisasi Menjelang Pilpres 2024, Megawati Tidak Ingin Karakter Ganjar Pranowo Diubah
Advertisement

Restoran Jepang Sajikan Mi yang Lebarnya Mencapai 12 Sentimeter, Begini Cara Memakannya
Advertisement
Berita Populer
- Potensial, Budi Daya Padi Beras Merah Mulai Dilirik Petani Sleman
- Pengelolaan Sampah di TPST Piyungan Bakal Gunakan Teknologi Baru
- Penilaian Indeks Inovasi Daerah, Sleman Siapkan Inovasi Terbaik
- Lomba Satkamling Polda DIY, Pemantik Gerakan Pengamanan oleh Warga
- HUT PEMKOT JOGJA Tatag, Teteg & Tutug Harus Menjadi Pedoman ASN
Advertisement
Advertisement