Sambut Wisatawan saat Libur Lebaran dengan Reresik Dhayohe Teka
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Pariwisata menjadi salah satu sektor andalan Kabupaten Sleman. Selama ini, pariwisata mampu menyumbang pendapatan asli daerah yang cukup besar. Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo menyatakan selama pandemi Covid-19 melanda, sektor pariwisata di Sleman sangat terdampak. Jumlah wisatawan pada 2020 dan 2021 jauh menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Penurunan angka kunjungan ini dipicu sejumlah kebijakan penanganan Covid-19 yang memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat, termasuk di sektor pariwisata. "Pemkab Sleman secara konsisten dan bertahap terus berupaya untuk mendorong sektor pariwisata agar bangkit dan pulih kembali," kata Kustini, Rabu (27/4).
Advertisement
Untuk memulihkan pariwisata, Pemkab meluncurkan Calendar of Event (CoE) Pariwisata 2022. Dengan peluncuran CoE ini diharapkan agenda kegiatan pariwisata dapat terinformasikan kepada seluruh pelaku wisata.
Dia berharap, agenda tahunan yang tercantum dalam CoE Pariwisata dapat menarik minat wisatawan dan membantu pelaku wisata untuk mengemas rencana kunjungan. Pada akhirnya pariwisata Sleman dapat mulai bergairah kembali dan mendorong pemulihan perekonomian di Sleman.
Selama Ramadan maupun masa libur Lebaran 2022, Pemkab mulai melonggarkan kegiatan masyarakat. Pemudik pun diprediksi bakal berdatangan ke Sleman. Dari kacamata Pariwisata, hal ini merupakan potensi yang harus ditangkap oleh para pelaku pariwisata.
Pemkab Sleman bersama stakeholder pariwisata, termasuk pengelola destinasi wisata maupun pengelola usaha jasa pariwisata, membuat gerakan bersama yakni Reresik Dhayohe Teka. "Gerakan ini berwujud gotong-royong atau kerja bakti yang dilakukan di seluruh destinasi wisata maupun usaha jasa pariwisata di Sleman," katanya.
Reresik Dhayohe Teka merupakan langkah awal untuk memastikan kebersihan, kesejukan, dan keindahan destinasi wisata yang ada di Sleman, sekaligus wujud kesiapan Sleman dalam menyambut wisatawan selama libur lebaran.
Destinasi pariwisata maupun usaha jasa pariwisata di di Sleman harus menyiapkan penerapan protokol kesehatan (prokes) Covid-19 berbasis CHSE, antara lain penyediaan alat cuci tangan dan hand sanitizer, thermogun atau alat pengukur suhu sebelum masuk area wisata dan menyediakan masker.
Selain prokes, destinasi harus mempersiapkan dan menerapkan standar operasional prosedur (SOP) produk-produk atraksi, mitigasi bencana sesuai potensi bencana, serta rencana kedaruratan. Hal ini sebagai bentuk tanggung jawab pengelolaan pariwisata yang baik.
"Menyambut 10 hari libur Lebaran, saya mengajak seluruh stakeholder pariwisata Sleman untuk bersama-sama mempersiapkan diri sebagai tuan rumah yang baik. Mari wujudkan pariwisata Sleman yang bersih, sejuk, indah, nyaman dan aman," kata Kustini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Mendorong Pilkada yang Inklusif dan Ramah Difabel
- Terbukti Langgar Netralitas, Seorang ASN di Bantul Dilaporkan ke BKN
- KPU Sleman Targetkan Distribusi Logistik Pilkada Selesai dalam 2 Hari
- 20 Bidang Tanah Wakaf dan Masjid Kulonprogo Terdampak Tol Jogja-YIA
- Jelang Pilkada 2024, Dinas Kominfo Gunungkidul Tambah Bandwidth Internet di 144 Kalurahan
Advertisement
Advertisement